Senin, 22 Oktober 2007

Apakah Aku Bisa Menulis

Oleh-Oleh Hari Raya 1428 H Bagian 1



Apakah sebenarnya aku benar-benar bisa menulis ? Inilah pertanyaan yang singgah di lubuk hati pada hari raya kemarin.

Tentu aku pernah menulis, bahkan setelah zaman blog dimulai, aku lebih rutin membuat tulisan. Namun, tulisan-tulisan itu barulah setengah hati, sehingga tidak terlalu enak untuk dinikmati. Bahasanya, jedanya, diambil dengan sangat sembarangan dengan tidak terlalu memperhatikan kehalusan bahasa dan estetika.

Hari raya kemarin muncullah ilham dalam hatiku, untuk mencoba mengekslorasi kemampuan menulis yang ada dalam diriku. Aku ingin memunculkan beberapa tulisan berbentuk cerita dalam blog ini untuk memancing bakat saya menulis. Tidak usah susah-susah, cerita pengalaman mudik saya saja.

Cerita mudik sebenarnya sangat biasa saja, karena letaknya yang dekat sehingga memang tidak terlalu luar biasa dan menantang. Namun disinilah tantangannya. Mampukah saya menulis hal biasa saja ini menjadi sesuatu yang tidak terlalu biasa.

Menurut pengamatanku, otak kiri dan kananku seimbang. Otak kiriku tidak lebih luar biasa dari otak kananku, begitupun sebaliknya. Memang tidak ada ukurannya, ini hanya perasaanku saja. Waktu sekolah, aku menyukai matematika dan fisika. Nilaiku diatas rata-rata. Namun ketika aku menemukan momentum dengan kuliah di dunia eksakta, nampaknya kemampuan saya itu tidak bisa tereksplorasi dengan maksimal, malah kemudian berbelok di dunia logika. Tanpa sengaja aku menjadi seorang programmer, meskipun hanya programmer web saja.

Waktu SMP saya menyukai dunia elektronika. Dan kemampuan saya sering dijadikan referensi rekan-rekan jika sedang praktikum Elektronika. Namun momentum itu akhirnya kabur ketika tak ada biaya untuk membeli komponen. Komponen elektronika itu sungguh mahal. Akhirnya dunia elektronika saya kubur dalam-dalam. Hingga suatu saat ketika saya mempunyai komputer pada semester delapan kuliah, logika saya bisa saya eksplorasi dengan maksimal. Belajar komputer hanya butuh komputer saja. Dalam apa yang saya ceritakan ini, sebuah komputer saja sudah cukup untuk bisa mengerti pemrograman.

Meskipun saat ini hanya keampuan komputer saja yang terekplorasi, sejatinya saya merasa mempunyai bakat lain. Saat saya sekolah, saya biasanya mempunyai nilai bagus untuk pelajaran menggambar. Dan jika menyanyi teman saya satu kelas pasti diam mendengarkan. Namun bakat itu tidak pernah menemukan momentumnya. Apalagi setelah kuliah di ITS, dimana eksak lebih dihargai daripada seni, dan menulis laporan lebih ditekankan daripada menulis sastra dan puisi, akhirnya bakat itu belum pernah menemukan momentumnya.

Aku baru tahu potensi menulisku ketika aku menjadi admin situs masjid ITS. Aku harus mengisi tulisan pada situs itu minimal seminggu sekali. Dengan demikian, aku menghasilkan tulisan yang cukup banyak. Aku bahkan pernah membundelnya menjadi sebuah buku, meski hanya dalam bentuk PDF dan tidak pernah diterbitkan.

Jika aku serius, mungkin aku bisa mengekplorasi potensi menulisku. Apalagi kalau dipikir, menulis tidak memerlukan modal biaya yang besar. Aku tidak mengatakan menulis tanpa modal sama sekali. Penulis harus mempunyai pengalaman yang banyak, baik dengan melakukan pengamatan maupun membaca. Namun modal yang paling besar adalah waktu dan kemauan. Karena menulis memang harus mengorbankan waktu yang tidak sedikit.

Sebenarnya masih banyak yang ingin kutulis, tapi lagi-lagi, waktu sudah mengharuskan aku berangkat ke kantor. Adapaun tadi pagi, komputer tempat aku menulis ini direbut anakku untuk bermain game Dora. Ya sudahlah, kapan-kapan akan kubuat judul khusus tentang persoalan menulis dari perspektifku. Pagi ini, tulisan yang masih apa adanya ini harus diupload.

3 komentar:

  1. tulisan apa adanya pun tetap akan menjadi sesuatu yang bermakna :) setidaknya bagi penulisnya ;))

    BalasHapus
  2. Anda di karuniai intuisi yang sangat tajam, anda termasuk orang yang sangat dibutuhkan di perusahaan yang selalu mencari inovasi baru.

    BalasHapus
  3. ane juga lagi belajar menulis dengan benar, tidak hanya menulis dengan rasa aja :-)

    tapi jangan berhenti menulis, hanya karena kita belum bisa jadi penulis yang handal

    hidup dunia tulis menulis :-D

    BalasHapus

Artikel mungkin sudah tidak up to date, karena perkembangan jaman. Lihat tanggal posting sebelum berkomentar. Komentar pada artikel yg usianya diatas satu tahun tidak kami tanggapi lagi. Terimakasih :)