Kita Bukan Hardisk

Ini adalah sebuah nasehat dari seorang rekan tadi malam. Sebuah nasehat yang tujuannya membangkitkan kembali ghirah (semangat) untuk beramal. Nasehat yang akan selalu diulang dalam pegajian-pengajian. Nasehat yang yang akan selalu ditusukkan ke jantung kita, agar terasa bahwa tujuan pengajian itu bukanlah hanya sekedar menumpuk pengetahuan, namun bagaimana mengejawantahkannya dalam bentuk kebijaksanaan dan amal.

Kita ini bukan hardisk dan flashdisk, yang dibuat hanya untuk menyimpan data, namun kita adalah manusia, dimana data yang terekam dalam otak kita, harus mengalir ke tangan kita, kaki kita, dan mulut kita, menjelma menjadi aktifitas dakwah.

Jika kita bicara tentang aktifitas dakwah, berat sungguh. Kita berhadapan dengan berbagai karakteristik manusia, kita harus mengorbankan sabtu-minggu kita dan kesempatan lebih banyak untuk bercengkerama dengan keluarga. Menengok saya pada sejarah nabi. Saya baca satu demi satu alineanya, saya bayangkan keadaannya, saya masuk pada dunia saat itu, dan saya lihat perjuangan mereka sangat berat, baik pada pada fase pembentukan, pada fase pertahanan, dan pada fase perluasan. Mereka benar-benar secara total mempersembahkan jiwa dan raga mereka kepada Agama. Luar biasa. Jika kita berbicara tentang amal, masuklah kepada sejarah nabi, kita akan mendapat gambaran tentang apa yang dimaksud beramal itu.

Kesulitan dakwah yang sering kita keluhkan saat ini, masih sangat jauh dibanding masa itu. Kita masih bisa rapat dengan vasilitas laptop dan LCD dengan ditemani dengan snack dan es lemon.

Kejayaan sebuah peradaban diimpikan oleh orang-orang idealis, direaliasikan oleh para pahlawan, dan akan dinikmati oleh para pengecut. Tidakkah kita ingin menjadi bagian dari para pahlawan itu ?