Kamis, 05 Juli 2007

Urun Rembug Atas Kampanye Linux di Indonesia

Sumber : linux.wordpress.comDua hari kemarin, paman saya yang ada di desa Watulimo, mengirim SMS ke saya, "P.Edy, saya mau tanya, program Linux itu sistem menjalankannya apa rumit ? Mudah mana dengan Windows ? Trims".

Tentu saja saya tidak mau gegabah untuk menjawab iya atau tidak, karena saya tahu dia pasti akan menuai sedikit masalah saat menggunakan Linux, apalagi tempatnya di daerah pegunungan yang internet saja tidak ada, "Tergantung pak, mau dipakai buat apa ? Kalau sekedar untuk keperluan office saya kira tidak masalah. Saya juga menggunakan Linux. Salah satu enaknya linux tidak direpotkan virus".

Dan ternyata benar adanya, masalah itu datang, "P. Edy komputer saya sudah aku ganti program Linux, tapi buat ngeprint kok nggak mengeluarkan tinta padahal kalau di Windows printernya bisa mengeluarkan tinta. Itu masalahnya apa ? Printer saya HP Deskjet 3920".

Saya lantas bertanya tentang varian distronya "Distro Linux nya apa dan versi berapa cak ?".

Ternyata dia menggunakan PC Linux OS. "Wah, itu yang saya nggak tahu ? cara ngeliatnya versi lewat mana ? Yg aku tahu cuma ada tulisan PC Linux OS".

Saya yang cuma seorang pengguna juga akhirnya menyerah "Wah, saya kesulitan untuk mengatasinya pak, bisa jadi printernya tidak disupport, atau konfigurasinya yang belum benar. Pakai Linux memang harus banyak ngopreknya pak".

Jawaban saya tentu sangat dangkal. Tapi bagaimana lagi, saya sendiri pengguna Zenwalk dan bukan pengguna PC Linux OS, yang tentu ada beberapa perbedaan cara settingnya. Saya sendiri juga tidak cukup waktu untuk mengoprekkan masalah pengguna linux lain, kecuali masalah serupa yang pernah saya alami.

Dari fragmen perbincangan diatas, jelas banyak pelajaran yang bisa diambil oleh saya, anda yang pegiat linux, juga pemerintah yang saya kira agak mustahil membaca blog ini. Dan tulisan ini bukan untuk menggembosi kampanye Linux, tapi untuk menunjukkan bahwa harus ada desain kampanye yang lebih terarah dari sekedar meminta orang untuk berpindah ke Linux.

Menerima SMS itu memang membuat saya terkejut, karena kesadaran bermigrasi ini bukan ada pada diri seorang yang dekat dengan informasi seperti kita, tapi adalah paman saya yang ada di desa terpencil yang listrik saja tidak bisa berlangganan sendiri dan harus menarik kabel dari rumah yang dekat dengan jalan raya. Dari sini saya menarik kesimpulan bahwa sebenarnya kampanya bermigrasi ke OSS, dan tentu saja sweeping dari kepolisian :), mulai menunjukkan hasinya.

Tadi sore, rekan kost saya yang sekarang pulang ke daeran asal, Trenggalek, menelpon saya karena setelah menginstalasi Linux Zencafe tidak bisa mendeteksi CD Room. Saya juga agak kebingungan menjawabnya. Yang saya lakukan hanyalah memintanya untuk membuka /etc/fstab, dan saya minta untuk mengetikkan mantra
/dev/sr0 /mnt/cdrom iso9660 noauto,user,ro 0 0
pada file tersebut. Entah berhasil atau tidak karena dia tidak menghubungi saya lagi.

Namun kesadaran bermigrasi ke OSS itu bukan tidak ada masalahnya. Beberapa masalah ini harus dibantu penyelesaiannya jika masalah penegakan HAKI ini bukan hanya sekedar persoalan berpindah sistem operasi, tapi juga edukasi, karena faktanya,

1. Distro Linux sangat beragam yang masing - masing distro dan GUI mempunyai behaviour yang berbeda-beda. Ini menyulitkan untuk pengguna awam.
2. Disekolah-sekolah masih menggunakan kurikulum dengan sistem operasi Windows.
3. Kantor-kantor pemerintah juga menggunakan Windows, yang karena alasan kompatibilitas, banyak orang-orang yang bertukar dokumen dengan instansi pemerintah terpaksa menggunakan Windows.
4. Tidak semua hardware menyediakan drivernya untuk Linux.
5. Dukungan Linux lebih banyak di forum sedangkan masyarakat Indonesia pengakses internet amatlah sedikit karena alasan mahal. Saya saja tidak kuat berlangganan internet, dan baru bisa nebeng di kantor.
6. Paket instalasi mempunyai ketergantungan yang sangat tinggi dengan library lain dan versinya. Meskipun ini efektif, tapi cukup menyulitkan.

Dengan realitas seperti itu mungkin perlu dibuat langkah-langkah yang sistematis berdasarkan masalah-masalah itu.

1. Memilih salah satu distro wajib untuk desktop. Distro ini yang selanjutnya akan didukung dengan sepenuhnya baik oleh mayoritas pengguna Linux maupun pemerintah. Disarankan, semua pengguna linux harus menguasai distro ini sebelum yang lain. Saya kira ini memang kontroversi, namun kalau sebuah gerakan nasional dengan distro yang beragam, saya kira memang tidak mudah. Meskipun saya lama menggunakan Mandriva, dan saat ini menggunakan Zenwalk, namun saya akan iklhas hati sekiranya gerakan Linux secara nasional memilih Ubuntu sebagai distro nasional, dengan pertimbangan kemudahan dan popularitasnya saat ini. Dengan adanya distro nasional, maka brosur CD tutorial, buku panduan bisa diarahkan kesana.

2. Gunakan distro wajib itu pada kurikulum disekolah.

3. Lakukan kebijakan penggunaan OSS di kantor. Jadi kebijakan HAKI jangan hanya untuk warnet saja, tapi penggunaan OSS pada kantor-kantor pemerintah juga mulai harus di berlakukan.

4. Memberlakukan labelisasi bagi hardware yang di jual dipasaran dengan label Linux Ready bagi hardware yang kompatibel dengan linux. Sehingga pengguna Linux tidak bingung ketika dia harus membeli perangkat hardware.

5. Mengusahakan akses internet yang lebih murah. Mendorong perkembangan waret, dan membuat regulasi yang menguntungkan warnet.

6. Menyedikan Distro nasional plus CD repositorinya, karena bagi yang pengguna mayoritas yang tak terhubung internet, tidak bingung lagi karena tidak bisa apt-get.

7. Pemerintah mendorong pembuatan aplikasi-aplikasi baru untuk distro yang telah dipilih, bagi kemudahan pengguna Linux di Indonesia.

Demikian mudah-mudahan ini bisa menjadi urun rembug bagi perkembangan OSS di Indonesia.

11 komentar:

  1. Nggalek obrakan Windows pol-polan. kalau make warnet harus dengan windows xp Propesional 1,3 jutaan. Makanya banyak yang pake Linux, terus yang pusing adalah rental, counter ringtone hp, desainer, sama tukang sooting video, banyangkan sendiri berapa harga windows, adobe premier, corel, phothosop, sehingga mereka pada gelagepan.Alias magep-magep. Tapi di sekolah kurikulumnya windows halah mbulet kok pokoe. Sebenare yang mesti beratanggung jawab adalah pemerintah, dan rata2 orang sana mesti ngomeli pemerintah yang gak jelas bikin kebijakan. Semestinya kalau di obrak satu ya obrak semua. Pasti beres.....

    BalasHapus
  2. Setuju.... Mas, Ubuntu sebagai distro linux yang dipakai secara nasional, saya di sekolah (SMK Negeri 3 Jakarta) mulai merintis itu

    BalasHapus
  3. "Tadi sore, rekan kost saya yang sekarang pulang ke daeran asal, Trenggalek, menelpon saya karena setelah menginstalasi Linux Zencafe tidak bisa mendeteksi CD Room. Saya juga agak kebingungan menjawabnya. Yang saya lakukan hanyalah memintanya untuk membuka..."

    saya pernah ngalami spt itu (saat ngistall zencafe), solusinya coba settingan jumper pd cd-rom dan harddisknya pilih pada "cabel select"
    dan alhamdulillah ..dg cara tsb mslh nya selesai. silakan dicoba semoga berhasil :)

    BalasHapus
  4. Saya adalah 100 % pengguna awam dan 100% 'berjuang' belajar linux secara otodidak. Bagi saya, 'dewa' penolong sekaligus 'mentor' linux nomor satu adalah GOOGLE. Trouble apapun yang saya temui dalam OPREKISASI LINUX selalu saya cari solusinya di GOOGLE, dan alhamdulillah ketemu juga. Dan, sesuai dengan posting di atas, dulu saya juga menggunakan printer HP Deskjet 3920, lalu saya GOOGLING dengan keyword 'printer driver for Linux', dan alhamdulillah saya tertuju pada suatu link (saya lupa tidak mencatatnya) yang berisi ratusan driver printer dengan berbagai merek, yang insyaAllah siap untuk diinstall di SEMUA DISTRO LINUX. Dan, selain drivernya itu sendiri, disitu juga disertakan petunjuk (HOW-TO) cara menginstall drivernya. Kalau soal distro, saya sendiri sudah berulang-kali menginstal ulang PC dengan berbagai macam distro yang terkenal seperti : MANDRIVA, KUBUNTU, UBUNTU, XUBUNTU, OPENSUSE, ZENWALK, FREESPIRE, dan juga distro2 kecil seperti PUPPY, DSL serta MOVIX. Dari semuanya, bisa saya simpulkan bahwa distro yang PALING MUDAH adalah UBUNTU (keluarga DEBIAN). Karena apa? Karena ada APT-GET dan SYNAPTIC. Dua tool yang sangat memudahkan dalam pengoperasian Linux, terutama dalam hal instal-uninstal software di linux. Selain itu, kita bisa mendapatkan CD UBUNTU 100% GRATIS di shipit.ubuntu.com DAN... kita bisa mendapatkan paket-paket tambahan linux dengan mudah di packages.ubuntu.com SERTA... forum dan diskusi-diskusi ubuntu yang bertebaran di seluruh dunia. Kalaupun kita dipusingkan dengan paket tambahan (software), kita bisa membeli DVD respositori yang juga dijual dengan harga yang terjangkau oleh ubuntu.or.id. Walaupun begitu, saat saya pakai mandriva-pun, tidak terlalu mengalami kesulitan, karena lagi2 dengan GOOGLING, saya nyampai pada sebuah link berisi paket-paket RPM khusus buat MANDRIVA. Jadi, masukan dari saya(sebagai sesama pengguna awam linux), mentor utama dalam ber-linux adalah www.google.co.id , ketikan keyword dalam bahasa indonesia (atau inggris), insya Allah nyampai ke link yang kita inginkan. Salam LINUX, mari berbagi untuk kemanusiaan, dengan LINUX.

    BalasHapus
  5. ya, emang lebih baik gitu ja karena banyak yang mengunakan linux sekarang salah satunya yatu tadi kelemahannya, ya pemerintah mang harus tegas apa linux/windows mang pemerintah kurang tegas tentang pendidikan atau yang lainnya.dengan cara kayak gitu mudah*linux lebih cepat dikenal oleh masyarakat,amin

    BalasHapus
  6. tenang, sekarang ada program kerjasama antara microsoft dan pemerintah... mudah2an bisa membantu siswa2... udah, jangan ngeributin masalah pake OS apa... yang penting anak2 kita bisa belajar... kalo di katain penting, semuanya penting, belajar windows penting, linux juga kalo tertarik ya penting... mungkin sekarang windows sudah memasyarakat, dan linux masih dimasyarakatkan, ya sih, saya juga banyak terbantu dalam kerjaan lewat windows yang bejibun program, driver and dll... dan saya kesulitan buat nyari program kayak adobe, corel, dan aplikasi2 yang lain.... kenapa ya sedikit program buat linux... aq juga gak bisa maen game2 yang high end dan terbaru di linux... mungkin para distributor ogah buatannya di gratisin (apa bedanya dengan bersihin batu di jalan) mungkin kata mereka.... meskipun ada wine, tetep aja beberapa program ada yang nggak support... nah, buat para pecinta linux... tolong buatin satu buah distro yang bisa dibuat standarisasi dunia.... biar para produsen nggak tanggung2 bikin driver, and program2 yang bisa diakses dan dicintai rakyat dunia... buat windows... jangan mahal2 deh dan perbaiki kinerja, tutup bug dan perbaiki penampilan... buat mac... coba kalo bisa dipake di PC Desktop.... dan lainnya... selamat berjuang....
    terima kasih.

    BalasHapus
  7. ada dua jenis pemakai komputer : untuk tambah pinter, dan untuk tambah kaya. Buat yang mau tambah pinter, linux lebih cocok. karena bisa ngoprek tanpa diancam UU HAKI, terus harus sering googling dan tanya sana-sini. artinya harus rajin berteman. Juga meningkatkan ESQ, sebab harus terus semangat pantang menyerah, tekat tidak pakai bajakan, serta sabar dibilang bokek dan kurang hiburan (jarang pakai aplikasi multimedia).
    Lain yang ingin tambah kaya, pakai windows itu cocok, soalnya bisa monopoli aplikasi, orang yang pakai harus beli dari dia dan tidak bisa merubah program sesuai kebutuhan kecuali punya modal besar (buat beli program bahasa pemrograman). Juga cocok buat orang yang malas belajar, cukup tahunya Ms***, yang penting bisa pake komputer. dan yang bikin cepat kaya adalah jualan komputer terus diisiin Ms.. bajakan. belum lagi Adobe nya juga bajakan, apalagi corelnya, begitupula gamenya. Cuma itu artinya menumbuhkembangkan prilaku PENCURI, KORUPSI dan PEMALAS.

    Lain halnya kalau dari dulu tidak ada software bajakan yang merajalela, pasti tidak ada orang yang merasa susah pindah ke linux, wong memang belum bisa pake Ms.. karena mahalnya nggak kebeli sama orang biasa. Kalau orang tidak pernah naik pesawat, tidak pernah bilang kalau naik bis dari jakarta ke medan itu susah. Tapi apa gunanya bisa naik pesawat, kalau uangnya dari hasil MENCURI ...

    Jadi

    BalasHapus
  8. bossssssssssssss... aku di treggalek nih... gimana cara dapetin cd linux di trenggalek?ada yang mau kirimin ga? tar aku gantiin biayanya.plis...pliss...

    BalasHapus
  9. Mungkin bisa pesan ke mas vavai (http://toko.vavai.biz/)

    BalasHapus
  10. Sebenarnya sudah lama pengin migrasi ke Linux, tapi masih belum juga karena keterbatasan waktu dan informasi , sebenarnya bisa nggak ya pemerintah membeli hak cipta Windows , seperti yang dilakukan terhadap buku pelajaran , sehingga siswa maupun guru bebas mendownload buku tanpa takut terhadap pelanggaran HAKI.

    BalasHapus
  11. hellooooooooooooooooooo
    i am xcome just for friend
    and i have to opust for behalf universal people

    BalasHapus

Artikel mungkin sudah tidak up to date, karena perkembangan jaman. Lihat tanggal posting sebelum berkomentar. Komentar pada artikel yg usianya diatas satu tahun tidak kami tanggapi lagi. Terimakasih :)