Sebuah kehormatan bagi saya ketika mas A-Hardiena, pencipta distro Zencafe mengomentari beberapa catatan saya tentang Zenwalk dan Zencafe. Tak tanggung-tanggung, tiga tulisan. Beliau meluruskan persepsi saya tentang Zen Linux ini, terutama berkait dengan aplikasi-aplikasi yang ada di dalamnya.
Ternyata, saya memang terlalu "underestimate" terhadap kemampuan Linux :). Mohon dimaklumi, karena terakhir saya mengunakan Mandriva 2005, yang waktu itu harus menginstall xchm dari "sources code". Dan KArchiver juga belum mampu membuka file RAR. Padahal kedua aplikasi itu amat saya butuhkan terutama ketika berurusan dengan e-book. Karena keterbatasan kemampuan dan terutama waktu,saya juga lebih suka menerima Mandriva itu apa adanya, daripada saya menghabiskan waktu untuk update dan mengeksplorasinya lebih jauh. Selama ini, yang penting software untuk development (Apache - MySQL - PHP) plus Editor seperti Kate sudah jalan, ya sudah. Aplikasi yang lain, hanya kalau ada waktu saja di oprek.
Beberapa kemampuan Linux (Distro Zen) yang tidak pernah terbayang sebelumnya adalah
Pemutar file FLV
Kita tahu bahwa revolusi multimedia yang diusung Adobe Macromedia Flash yang di populerkan oleh Youtube menjadikan file berekstensi flv telah membuat revolusi penting bidang internet - multimedia. Sekarang, rasanya sangat tidak nyaman jika tidak mempunyai pemutar flv. Saya sama sekali tidak menduga kalau pemutar film M-Player bawaan Zen bisa memutar file flv. Berhari-hari saya mencari, dan tidak mendapatkan petunjuk, sampai akhirnya saya membuat player sendiri dengan php, meskipun kelemahannya tidak dapat membaca file flv versi-versi tertentu, hingga akhirnya ada yang memberitahu bahwa pemutar VLC dapat memutar flv.
Saya mengunduhnya dan menjalankannya. Entah mengapa, dengan sistem operasi yang persis sama, file flv bisa menghasilkan suara di kantor tapi di rumah pemutar tidak bisa menghasilkan suara. Tapi suara normal ketika saya mencoba memutar file mp3 dan ogg.
Hingga akhirnya mas Ahediana berkomentar bahwa MPlayer yang secara default ada di Zen bisa memutar file flv. Saya mencobanya dan ternyata, saya memang tidak bisa melihat Gajah di pelupuk mata :(.
Kamus
Sebelumnya saya tidak pernah terbayang bahwa ada kamus Inggris - Indonesia di Linux. Saya memang pernah mendengar stardict, namun dalam bayangan saya, itu seperti kamus Oxford, kamus bahasa Inggris dengan menggunakan bahasa Inggris, bukan terjemahan Inggris - Indonesia. Namun ternyata itu adalah kamus yang bisa digunakan untuk menterjemahkan bahasa Inggris ke Indonesia dan sebaliknya.
Kehebatan yang kamus ini yang tak dimiliki oleh kamus-kamus lainnya adalah bahwa dengan mengaktifkan Scan, maka hanya dengan memblok kata, terjemahan akan keluar dengan sendirinya.
Kompresi RAR
Tidak seperti kompresi lainnya RAR pada dasarnya adalah perangkat lunak berbayar. Namun RAR memberikan versi gratisnya di Linux, meskipun tanpa GUI. Saya sendiri tidak bermasalah dengan kompresi di Linux, karena sudah terbiasa dengan zip, tar, dan gz. Namun kadang saya mendapatkan file yang dikompres dalam rar sehingga perlu tools untuk membukanya. Saat ini xarchiver sudah bisa digunakan untuk mengeekstrak kompresi rar, meskipun tidak berdaya ketika menghapdari file berpassword. Anda bisa menggunakan rar versi konsol yang sudah ada secara default di Zenrar e nama_file.rar folder_tempat_ekstrak
Terimakasih buat mas Ahardiena.
Senin, 28 Mei 2007
Jangan Terlalu Meremehkan Linux
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Wah hebat dong Zen tuh jadi kepingin nyoba Tapi gue biasa pakek Fedora ma Ubuntu keselek enggak yah gue kalau pindah kesitu wah kalau belajar dari awal capek deh
BalasHapusmas, aq udah instal zencafe di pc ku, rencana mau buat warnet.tp flashkdisku ko ga ke detec ya?mohon pencerahan, terima kasih
BalasHapus