Jumat, 15 Desember 2006

Oleh-Oleh dari Sumenep (Lagi)

Pelatihan Web DinamisIni adalah perjalanan saya ke Sumenep Madura yang kesekian kalinya, dalam rangka memberi pelatihan web dinamis (lagi). Dan mungkin seminggu lagi saya akan kesana untuk memberikan koreksi dan pemantapan pada situs web yang dibangun peserta. Saya berharap sedikit cerita ini bisa menjadi catatan yang berguna jika anda ingin ke Sumenep.

Saya berangkat Minggu malam pukul 01.00 dinihari bersama Dhion. Seperti biasa, saya lebih suka berangkat dari Bungurasih, terminal tempat pemberangkatan bus yang memungkinkan saya memilih tempat duduk. Bus mulai berangkat sekitar 02.30, dan sampai di Sumenep pukul 06.30. Berapa jam ? Silahkan hitung sendiri. Dari terminal ke pusat kota, cukup jauh juga jaraknya. Biasanya saya naik becak agar bisa sampai kesana. Tidak tahu berapa tarifnya, saya ulurkan saja selembar uang sepuluh ribuan. Kasiahan, jauh.

Penginapan

Di Sumenep ada banyak Hotel, kalau pengin hotel yang dekat terminal, ada Safari Jaya. Dengan tarif 50 ribuan memang anda tidak bisa berharap terlalu banyak. Marketnya biasanya para sopir angkutan yang kemalaman. Hotel yang cukup bagus mungkin Utami Sumekar yang ada di tengah kota, tapi kalau saya lebih menyukai Family Nur yang letaknya mungkin 200 meter dari RSUD Saiful Anwar. Yang saya suka dari hotel yang lebih suka disebut home stay ini adalah karena harganya yng tidak terlalu mahal. Dengan Rp.90.000,- permalam kita sudah mendapatkan kelas VVIP. Disana ada juga resto yang kita bisa mengambil makanan kesukaan. Cukup memudahkan, terutama untuk sarapan pagi. Tepat didepan hotel juga ada Masjid yang cukup besar dan nyaman. Untuk sholat, kita cukup melangkahkan kaki beberapa langkah saja.

Makanan

Karena saya tidak mempunyai fasilitas kendaraan, maka kami makan malam di kaki lima yang tidak terlalu jauh dengan penginapan saja. Ada tiga sentra makanan kaki lima yang saya tahu, yaitu di sebelah barat Hotel Wijaya, depan Perpustakaan, dan di taman Bunga. Makanan di dominasi oleh nasi goreng, ikan laut, dan ayam atau burung dara. Saya sempat mencicipi beberapa jenis ikan laut. Namun yang perlu dicatat, mungkin anda perlu bertanya tentang besar ikan laut yang akan anda beli. Pernah saya memesan ikan kakap, dan ternyata besarnya benar-benar kakap yang mungkin cukup untuk makan bertiga. Tapi sayang, saya tidak sempat men-screenshoot-nya, lain kali mudah-mudahan.

Pulangnya saya naik bus lagi. Sebuah bus AKAS bukan patas yang berjalan dengan kecepatan sangat tinggi. Adrenalin saya naik. Saya bayangkan jika sopir salah sedikit saja memutar setir, apa jadinya. Kelihatannya sang sopir memang telah terbiasa, namun saya .... Namun tak ada yang lebih menyebalkan selain orang merokok dalam bus. Bus yang sudah tanpa AC itu, terasa lebih panas, dan udara yang sudah pengap itu semakin terasa pengap. Selama ini saya memang sulit menyesuaikan dengan jadwal bus patas, karena memang tidak setiap waktu ada.

Untuk pulangnya saya mencoba untuk turun di Dermaga Ujung saja. Karena perut terasa keroncongan, maka kita sempat mampir di warung untuk membeli indomie goreng dan sebotol frestea dingin. Segar....

Perjalanan saya lanjutkan dengan menggunakan taksi yang ada di sekitar dermaga. Sempat digeledah Polisi di tengah jalan, karena kami pulang terlalu larut, namun semuanya berjalan dengan lancar karen kami emmang tidak membawa narkoba atau sajam. Tarif taksi Sukolilo - Perak ternyata sama dengan Sukolilo - Bungurasih. Dan sayapun sampai rumah pukul 12.30, dengan KTP yang masih tertinggal di penginapan :(

Family Nur

Gb1. Family Nur Home Stay

Riyadhus Sholihin

Gb2. Masjid Riyadus Sholihin

3 komentar:

Artikel mungkin sudah tidak up to date, karena perkembangan jaman. Lihat tanggal posting sebelum berkomentar. Komentar pada artikel yg usianya diatas satu tahun tidak kami tanggapi lagi. Terimakasih :)