Selasa, 28 November 2006

Jadilah Pelopor

Tanpa ada yang menyadari, ternyata pengajian tadi malam adalah pengajian terakhir untuk kelompok yang telah berjalan satu tahun ini. Materi "Kaifa Binaaul Jamaah", menjadi materi terakhir yang akan memisahkan saya dan teman-teman secara kelompok. Kami dipecah menjadi tiga dan akan bergabung dengan pembina-pembina kami yang baru. Perpisahan ini memang terasa cukup berat, mengingat bagi saya, inilah kelompok yang paling kompak dan dinamis selama saya aktif di pengajian. Pembina kami adalah pembina yang sangat baik dan mengerti. Delapan, kemudian sembilan, kemudian sepuluh orang itu sering datang lengkap. Apalagi kami pernah melalui Latsar secara bersama-sama.

Di kelompok ini, kami banyak belajar tentang kebersamaan dan kekompakan, belajar tentang mengelola kekecewaan, dan menerima tanggung jawab. Dan disini pula kami belajar tentang membuat target ibadah secara bertahap. Kami tidak hanya belajar materi agama, tapi juga kehidupan.

Nasehat terakhir pembina tentang Quaturrijal amatlah berkesan, bagaimana semua orang diantara kita harus menjadi pelopor. Mungkin di kelompok baru nanti kita akan bertemu dengan pembina yang tidak enak, atau bertemu dg teman-teman yang tidak kompak, namun sebagai pelopor kita diminta tidak menyerah dengan hal itu. Apapun keadaannya, kita harus tetap bisa menjadi orang-orang terbaik yang tetap istiqomah. Sebuah permintaan yang sederhana dalam penyebutan, namun sulit diamalkan.

6 komentar:

  1. Aduh, tiba tiba saja terseset ke blognya mas, aku tadi dari blognya mas Iqbal, aku liat commant nya,
    ..share dunk Materi pegajiannya, ...:)

    BalasHapus
  2. sederhana dalam penyebutan, namun sulit diamalkan

    BalasHapus
  3. (lho kok? ketikan saya yg muncul sepotong ya? Ngetik ulang lg deh :D)

    Yup..betul banget tu pak. Istiqomah emang susah...tapi bukan berarti gak bs. Moga pak Edy diberi teman2 baru yg lebih kompak dan pembina yang lebih baik

    BalasHapus
  4. Menjadi pelopor itu memang susah-susah gampang. Gampang kalo yang kita peloporin masih blank atau hampir searah dengan kita. Susah kalo ternyata mereka berlawanan dengan kita

    BalasHapus
  5. Waduh Akh.. aku baru minggu ini juga dirolling huaaaaa mana kiatnya dah kompak bin lengkap. hiks hiks.. semoga bisa latihan jaga kelebihan cinta kita, seperti kata rasul.. cintailah apa yg kamu cintai tapi sesuangguhnya engkau akan berpisah dgnnya.. dari sisi lain juga bisa ngajari kita setiap saat kita harus bisa gampang adaptasi mneghadapi segal kesulitan dalam jalan dakwah. btw.. kenal sama Pak Hamiid yaa. he he beliau manager di RT mmapir dunk sama keluarga yaa. di beskem RT

    BalasHapus
  6. Ya akhi, bersyukurlah antum bisa mengadakan pengajian rutin. Ane yg sudah lama bercita-cita tapi baru sekarang kesampaian. Tapi Alhamdulillah murabbi-nya pendiri PP Hidayatullah Surabaya dan para pembesar Hidayatullah Surabaya.

    Saya teringat pesan salah satu ustadz kepada saya dalam salah satu kajian yang mungkin bisa melengkapi ttg artikel antum :

    Ustadz : Dik jika antum punya rencana yang baik dan benar, jangan khawatir, insyaAllah Allah Swt akan menolong....

    Nasehat ini adalah nasehat untuk kami dalam kajian pengurus sekaligus mempersiapkan Pesantren Mahasiswa yang notabene banyak sekali kendalanya, terutama kendala keuangan. So untuk menjadi pelopor mesti memiliki keyakinan yang kuat akan pertolongan Allah Swt ......

    BalasHapus

Artikel mungkin sudah tidak up to date, karena perkembangan jaman. Lihat tanggal posting sebelum berkomentar. Komentar pada artikel yg usianya diatas satu tahun tidak kami tanggapi lagi. Terimakasih :)