Rabu, 19 Juli 2006

Hari Tanpa Nonton TV itu

Kemarin beberapa milis dan blog membahas tentang seruan "sehari tak nonton TV" yang rencananya akan dilakukan serentak pada Minggu, 23 Juli 2006. Seruan ini dikeluarkan oleh Yayasan Pengembangan Media Anak, sebuah yayasan pemerhati anak yang prihatin terhadap dampak tayangan televisi terhadap anak.

Persoalan tayangan televisi yang banyak melakukan exsploitasi terhadap seks, gaya hidup, dan kekerasan yang sering bentrok dengan budaya ketimuran yang penuh dengan nilai sopan-santun dan unggah-ungguh, sebenarnya telah banyak disorot oleh para pemerhati media, para Blogger, dan sebagainya. Bahkan dalam banyak kasus, sinetron dengan tema-tema agama yang marak akhir-akhir ini, yang ditayangkan pada premium time juga tak luput dari bumbu sex dan dan kekerasan.

Semalam saya mengamati langsung sebuah acara sinetron agama, Insyaf. Aktor buruknya benar-benar digambarkan seperti aslinya. Dandanan si perempuan dan proses perselingkuhannya diatas ranjang digambarkan sedemikian detail. Porno ... !
Dalam sinetron yang lain digambarkan pula proses-proses kekerasan dalam rumah tangga seperti menempeleng istri, proses penganiayaan istri muda kepada istri tua, proses penganiayaan ibu tiri ke anaknya digambarkan seperti sesungguhnya, dengan mulut yang mengeluarkan darah segar. Sadis ....!

Jadi saat ini memang sudah sulit menemukan televisi yang ramah keluarga, kecuali mungkin TVE yang hanya menyiarkan acara pendidikan (tapi saya belum mengamati TVE secara keseluruhan). Inilah yang mungkin menimbulkan kemarahan Yayasan Pengembangan Media Anak sehingga menyerukan sehari tak nonton TV itu.

Untuk sebuah terapi kejut bagi TV dan penyedia acaranya, saya fikir langkah ini patut dihargai, namun bagi penonton, mematikan TV sehari memang tidak akan terasa efeknya.

Langkah lanjutan yang bisa dilakukan oleh para lembaga pemerhati media, khususnya TV, antara lain :

Pertama, memberikan panduan tentang Acara TV yang sehat di tonton.

Kedua, kita melihat bahwa TV menyiarkan sebuah acara karena ratingnya (jumlah pemirsa). Mestinya pemerhati media mengeluarkan rating dari sisi edukasi, dan pesan moralnya.

Ketiga, memberi Award pada acara terbaik (dari sisi kualitas), acara terburuk, acara tersadis, dsb.

Keempat, oh iya, sudah adakah blog yang mengkritisi acara TV ?. Kalau yg ini harus dikerjakan bersama-sama, karena mana mungkin seorang sempat lihat TV terus :)
Kelima, buat TV sendiri he.. he..

Anda punya cara lain ?

2 komentar:

  1. yah, mas... ujung2nya duit.
    aga sulit kalo mengenai hal yang satu itu... :D

    aku sendiri,
    nonton tv kalo ada acara bola ama berita.
    kalo sinetron, malah bikin pusing... ceweknya cantik cantik.. :P

    BalasHapus

Artikel mungkin sudah tidak up to date, karena perkembangan jaman. Lihat tanggal posting sebelum berkomentar. Komentar pada artikel yg usianya diatas satu tahun tidak kami tanggapi lagi. Terimakasih :)