Rabu, 12 Juli 2006

Gerakan Pembinaan Remaja

Sebuah gerakan yang saya nilai sukses adalah gerakan Taman Pendidikan AlQuran (TPA). Saat ini TPA telah menjadi gerakan yang menasional, populer, sehingga sangat tidak lazim, jika seorang anak tidak mengenyam pendidikan TPA.

Namun yang saya sedih, gerakan TPA hanya mampu membina anak sampai lulus SD saja, selepasnya, tongkat estafet tidak ada yang meneruskannya. Jiwa kecintaan pada AlQuran yang dulu ditanamkan, belum tentu berbekas setelah sekian lama seseorang telah menjadi alumni TPA.

Berbekal keprihatinan itu, kemarin rekan-rekan di Surabaya mengadakan outbond ke Dlundung untuk melakukan rekrutmen para Remaja, agar selanjutnya bisa dibina agar tidak menjadi generasi mabuk. Menyelamatkan generasi muda ? Ah, mungkin terlalu berlebihan, meskipun penginnya memang seperti itu.

Dan hasilnya cukup menggembirakan, 140 peserta dan sekian banyak yang terpaksa kita tolak karena persoalan kuota, padahal pendaftaran baru dibuka seminggu sebelum pelaksanaan.

Menurut saya kita memang harus mencari formula(konsep) yang baik untuk pembinaan para Remaja. Seperti TPA, konsep itu bisa di difrencisekan ke masjid-masjid agar dilaksanakan sendiri. Kita mencetak panduan dan kurikulum, dan melakukan pembinaan.

Pembinaan generasi muda mungkin tidak hanya dengan duduk melingkar dan mengaji, tetapi harus diselaraskan dengan minat dan hoby generasi muda, seperti pecinta alam, kepanduan, komputer, pertanian, peternakan dan sebagainya. Belajar dengan outbond yang dilakukan rekan-rekan yang mampu menarik 140 pemuda dan remaja, saya rasa tidak akan menghasilkan orang sebanyak itu seandainya kami mengundang mereka untuk acara kajian di Masjid.

Saya masih ingat sewaktu SMA, dikepramukaan saya bergabung dengan saka Bhayangkara (Kepolisian), dan beberapa orang masuk ke saka Dharma Husada (Kesehatan). Konsep-konsep seperti ini sebenarnya bisa diadopsi untuk pembinaan generasi muda yang berbasis di masjid.

Akhirnya saya menemukan dua konsep dasar yang bisa dikembangkan untuk para remaja. Pertama, pembinaan bisa dilakukan dimana saja, bisa dialam, dimasjid, maupun dirumah; dan kedua, menyelaraskannya dengan hoby.

Jika ada rekan yang mempunyai konsep atau usulan untuk pembinaan generasi muda, silahkan di share dengan saya, mudah-mudahan bisa saya jadikan bahan diskusi tentang Gerakan Pembinaan Remaja nantinya.

2 komentar:

  1. ide bagus banget nih mas. bisa diterapkan di tempat saya juga yaa... thanks for the idea

    BalasHapus
  2. GENERASI MUDA MASID
    Umat Islam harus yakin bahwa dengan bekerja keras, dan bersungguh-sungguh, kemajuan masa silam dapat diraih kembali. Umat Islam harus mengejar ketertinggalan dengan menguasai kembali ilmu pengetahuan yang telah hilang dari pangkuan mereka pada masa lalu, merebut kembali, dan melakukan islamisasi ilmu pengetahuan tersebut agar selaras dengan nilai-nilai Islam. Mereka harus bergerak dari masjid dalam membangun peradaban, seperti yang pernah dilakukan oleh Baginda Rasulullah saw. Bangunan peradaban yang berawal dari masjid akan menghasilkan peradaban suci, peradaban agung yang sejalan dengan nilai fitrah manusia.



    Pelopor umat yang akan mewujudkan cita-cita itu adalah generasi muda Islam. Mereka adalah para pemimpin masa depan. Mereka yang akan mewarnai dunia Islam di masa yang akan datang. Maka mereka harus dididik dalam pangkuan masjid. Mereka harus mencintai masjid, qulûbuhum mu’allaqah bi al-masâjid (hati mereka selalu terikat dengan masjid). Mereka harus didekatkan kepada masjid agar menjadi para pemuda ideal. Innahum fityatun âmanû birabbihim wa zidnâhum huda (Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk”. Q.S. al-Kahfi/18: 13.



    Harapan kepada generasi muda didikan masjid itu agar mereka memiliki kriteria-kriteria antara lain: 1). Memiliki aqidah yang kuat dan mantap, tidak mudah tergoyah oleh derasnya arus modernisasi dan globalisasi. 2). Menjadi generasi yang senang beribadah, tujuan hidupnya adalah pengabdian kepada Tuhannya dengan bekerja keras, berkarya dan berprestasi. 3). Cinta ilmu, generasi berilmu dan berwawasan luas, baik ilmu-ilmu keagamaan maupun ilmu-ilmu keduawian. 4). Memiliki keterampilan dalam berbagai hal. Usamah bin Zaid dalam usia 17 tahun diberi amanah untuk menjadi panglima perang. Mush’ab bin Umair diberi tugas oeh Rasulullah ke Yastrib (Madinah sebelum Hijrah), dalam usia yang masih muda. 5). Memiliki tanggung jawab mengemban dan melanjutkan estafet kepemimpinan, melanjutkan tugas dakwah. 6). Senang bekerja, bukan generasi pemalas, menganggur, berpangku tangan, dan berhura-hura. 7). Generasi membangun tidak menghancurkan, memelihara tidak merusak. 8). Generasi yang menganjurkan kemajuan tidak menganjurkan kemunduran. 9). Generasi pelopor dan terdepan dalam berbagai bidang kehidupan. 10). Generasi yang menebar kedamaian dalam iman dan taqwa.



    Maka dalam konteks membangun generasi muda berbasis masjid, umat Islam harus terus berupaya untuk:

    1. memperkuat fungsi dan kemakmuran masjid dalam pendekatan idârah (menejerial) , ’imârah (meramaikan) dan ri’âyah (pemeliharaan) .

    2. Terus memberdayakan generasi muda agar menjadi barisan pelapis masjid yang utama.

    3. Memperkuat jaringan hubungan antara pengelola masjid-masjid baik dalam negeri, maupun dalam kawasan Asia Tenggera dan dunia Islam, dengan memanfaatkan Sistem Teknologi Informasi.

    4. Membuat berbagai sistem pelatihan yang lengkap dengan modulnya untuk melatih kanak-kanak, remaja dan pemuda agar mencintai masjid.

    5. Membantu memberdayakan umat Islam di negara-negara minoritas muslim agar mereka tidak tertinggal dari saudaranya di belahan kawasan lain.

    6. Menciptakan pola kelola masjid yang ramah dan dekat dengan jama’ah dalam semangat dakwah.

    7. Meningkatkan peran perempuan agar turut aktif dalam memakmurkan masjid.

    8. Memberikan pelayanan maksimal dan simpatik kepada orang-orang yang baru masuk Islam atau yang ingin memeluk Islam.

    9. Meningkatkan profesionalisme imam sebagai pemimpin shalat sekaligus pemimpin masyarakat.

    10. Meningkatkan daya kreatifitas dan inovatif bagi pengurus masjid agar masjid lebih aktif dan menarik dengan memaksimalkan penggunaan sains dan teknologi.



    Mari menyongsong masa depan Islam secara positif dengan mengajak generasi muda mencintai masjid dan berperan aktif mengelolanya menuju bangunan peradaban Islam agung yang kita cita-citakan.

    BalasHapus

Artikel mungkin sudah tidak up to date, karena perkembangan jaman. Lihat tanggal posting sebelum berkomentar. Komentar pada artikel yg usianya diatas satu tahun tidak kami tanggapi lagi. Terimakasih :)