Rabu, 08 Februari 2006

Protes Anti Playboy Menuai Hasil ?

Aksi protes penerbitan majalah Playboy kemarin memang menuai tantangan dari banyak orang. Tuduhan demi tuduhan justru mengarah ke pemrotes. Jonriah Ukur sampai mendokumentasikan alasan-alasan itu. Dan tak tanggung-tanggung, ada 14 argumen yang membela terbitnya majalah Playboy, dari pertanyaan mengapa majalah lain yang sudah ada tidak didemo sampai alasan seni. Adalagi yang membalik argumentasi, protes Playboy artinya promosi gratis. Tuduhan demi tuduhan seakan tidak ada habisnya. Tapi kebenaran itu memang harus disuarakan walaupun tidak berhasil sama sekali.


Siang, ketika membaca detik.com ada judul berita yang menarik Agen Tarik Majalah Syur, Omzet Pedagang Turun 20%.


Kenapa gerangan, ternyata polisi melakukan razia terhadap tabloid dan majalah syur. Saya bersyukur, karena paling tidak apa yang diperjuangkan oleh rekan-rekan selama ini menemukan titik terang. Dan tentunya argumentasi mengapa majalah lain yang sudah ada tidak didemo terpatahkan. Artinya memprotes majalah kecil-kecil mana ada efeknya. Mendingan protes majalah besar karena efeknya akan sampai pada yang kecil.


Dan yang paling menyenangkan adalah kata-kata Andi seorang penjaga stand majalah seperti yang dikutip detik com "Kita sudah tidak menjual majalah syur lagi setelah Polda datang dan membawa tabloid dan majalah syur yang ada di kita.


Saya salut atas ketegasan Polisi, meski dilubuk hati saya masih heran, daripada sibuk razia mengapa kok tidak penerbitnya saja yang dilarang ? Kebebasan Pers ? Saya sudah bosan mendengarnya.

5 komentar:

  1. Sip...menuju perbaikan akhlak

    BalasHapus
  2. Mudah2an bukan trend sesaat.
    La itu kenapa yang jualan dan asongan yang ditangkap, kan penerbitnya ada alamatnya jelas. Kan gampang, kenapa ga diberangus aja.

    BTW, Indonesia sekarang memang negara paling bebas sak dunia. Di luar negeri emang ada Playboy dan sejenisnya tapi peraturannya jelas, dan tidak ada yang mengasong di bis umum, bis kota, lampu merah, lapak-lapak depan anak SD dst, kalu beli yang jual berhak menolak pembelinya. Hukumnya pun jelas.

    Indonesia mau meniru? saya kira tidak tepat, kondisi masyarakatnya jelas beda. Hukum bisa dibeli dll.

    Jadi tolak aja Playboy, dan tabloid sejenis nya yang lebih nggilani yang sudah beredar. Selain itu media lain juga perlu TOLAK, tulisan porno, tayangan tipi yang tidak mendidik, penuh mistis dan kata-kata umpatan.
    Kalo singapore saja pernah melarang lagunya Janet Jackson karena kata2 nya jorok, kenapa kita tidak bisa

    BalasHapus
  3. ah itu Trend Sesaat™

    BalasHapus
  4. aku malah curiga itu polisi razia dibayarin penerbit playboy ;)

    *teori konspirasi*

    BalasHapus
  5. Tanggapan Bijak Presiden,"Apa Manfaatnya ?"
    Lihat di detikcom

    BalasHapus

Artikel mungkin sudah tidak up to date, karena perkembangan jaman. Lihat tanggal posting sebelum berkomentar. Komentar pada artikel yg usianya diatas satu tahun tidak kami tanggapi lagi. Terimakasih :)