Kamis, 02 Juni 2005

Belajar Melihat Kejadian.

Akhir - akhir ini kita telah disuguhi drama kehidupan yang syarat makna. Pertama adalah kasus kematian Munir yang aktivis HAM, dan yang kedua adalah kasus penyuapan seorang angota KPU terhadap Khairiansyah, auditor BPK. Saya katakan syarat makna karena diantara keduanya ada sisi-sisi persamaan dan perbedaan yang bisa kita ambil hikmahnya.


Kita tentu faham Munir. Dia adalah seorang aktivis HAM yang melejit namanya setelah berani mengungkap kasus-kasus penculikan yang melibatkan anggota Kopasus semasa Jendral Suharto berkuasa. Juga tindak kekerasan yang lain. Pekerjaan yang penuh resiko, karena pada kenyataannya banyak juga yang tidak suka dengan apa yang dikerjakan Munir. Lantas akhirnya kematian dengan bau rekayasa menghampirinya. Dia mati. Dia Gugur. Tapi lihatlah, betapa banyak orang bersedih atas keberangkatannya, betapa orang merasa kehilangan atas kepergiannya. Dan betapa kita melihat, banyak orang mengantarnya ke tempat peristirahatan yang terakhir dan berdoa untuknya. Dan, sebagian orang berkata, duh Gusti Allah, kenapa engkau jemput orang seperti Munir, kenapa bukan para koruptor dan perusuh saja yang Engkau matikan. Tapi ini kehendak Allah, dan disini ada hikmahnya.


Kedua adalah kejadian tentang seorang aktivis HAM lain, yang semasa hidupnya ia penuhi dengan aktifitas perjuangan. Ketika pemilihan umum berbau rekayasa, ia pun lantang bersuara, dan bahkan mendirikan KIPP. Dimana-mana ia terkenal bersih dan anti korupsi. Namun ketika rezim telah berganti, dan peluang untuk masuk ke dalam sistem memungkinkan, iapun masuk kesana, sampai akhirnya tuduhan korupsi harus dihadapinya.


Saya jadi faham, mungkin kepergian Munir terjadi karena Allah masih sayang padanya. Bisa jadi, jika ia masuk ke dalam sistem, ia tidak kuat, lantas apa yang terjadi pada anggota KPU itu terjadi padanya. Meski dalam satu sisi ditangisi, namun mungkin dalam sisi yang lain layak untuk disyukuri, karena kematiannya telah membuat namanya bersih bagai cahaya.


Dalam kehidupan orang-orang mukmin, semua situsi adalah layak disyukuri sebagai anugerah Allah yang selalu positif dan ada hikmahnya. Untuk bisa seperti itu, maka banyaklah belajar tentang tawakal dan sabar, karena disitulah kunci kehidupan itu.


achedy.

1 komentar:

  1. semoga kita termasuk orang-orang yang bersyukur atas nikmat yang Dia berikan kepada kita :)

    BalasHapus

Artikel mungkin sudah tidak up to date, karena perkembangan jaman. Lihat tanggal posting sebelum berkomentar. Komentar pada artikel yg usianya diatas satu tahun tidak kami tanggapi lagi. Terimakasih :)