Jumat, 20 September 2002

Menambah Makna dengan Keindahan

Kemarin, saya membeli majalah Annida di Manarul ‘Ilmi Expo, di Ruang kaca sebelah kantin. Murah saja, hanya 1500 per majalah, soalnya edisinya memang sudah kedaluwarsa. Tak mengapa, edisi mahasiswa memang menghendaki harga yang murah, tak peduli sudah kedaluwarsa.

Entah mengapa, dari dulu memang saya selalu saja suka bacaan-bacaan yang ada suasananya, entah itu suasana kelucuan, romantisme, atau suasana lain yang bisa menyedot perhatian dan membawa keenakan hati. Mengasikkan, karena emosi kita bisa dibawanya untuk larut di dalamnya.

Lalu saya bertanya, apakah yang dapat membawa hati demikian menikmati, lalu saya merenung, dan jawabannya adalah seni, senilah yang dapat mewarnai sesuatu itu menjadi bersuasana, dan senilah yang membawa inti masalah itu kepada suatu yang emak untuk dinikmati.

Kalau kita mau menyadari, bukankah Al Qur’an sendiri adalah bait-bait puisi yang maha indah, yang teratur susunannya, dan mulia pula kandungan maknanya. Al Qur’an adalah sebuah puisi yang tak ada bandingannya, yang diakui oleh semua sastrawan Arab. Dan inilah yang membuatnya mempunyai kekuatan dahsyat untuk membawa hati kepada kebaikan, karena yang didalamnya tak sekedar ungkapan-ungkapan kebaikan saja, tapi juga irama puisi luar biasa yang dapat membawa suasana hati.

Sekian waktu berada di ITS, nampaknya inilah yang kurang dari kita. Sayapun tak begitu tahu, apakah karena banyak anak laki-lakinya, atau karena tidak adanya jurusan sastranya, yang membuat setiap acara dan aktivitas seakan kering dari suasana. Makna yang kita bangun terkadang hanya sampai pada tersampainya informasi, tanpa audiens dapat merasakannya, seperti orang buta yang dikasih tahu tentang warna-warna dengan tanpa bisa melihat warna-warna itu sendiri. Yang dikasih tahu tentang enaknya makan bakpao tanpa pernak merasakan rasa bakpao itu sendiri.

Kalau saya melihat setiap tulisan yang ada di sudut-sudut kampus, selalu saja yang ada adalah untaian kalimat-kalimat kaku yang sama sekali tidak enak untuk dinikmati. Hanya sedikit saja yang tulisannya enak dinikmati, ya barangkali seperti Nugroho, Indra H, dan Yulius.

Begitu pula kalau kita menyaksikan banyak acara di masjid, paling-paling kita akan melihat bangku, dan meja yang dikasih taplak dan bunga kemudian moderator membuka acara, lalu dilanjutkan dengan pembicara yang berkata kesana kemari tanpa ekspresi, lalu ditutup begitu saja setelah tanya jawab. Kaku dan menjemukan.

Dahulu, seusai acara pembukaan FSLDK di UI, ada satu hal menarik yang disuguhkan rekan-rekan UI, dimana banyak innovasi dalam membawa suasana dalam sebuah acara. Ada pembawa acara yang sedikit kocak [Sorry Sal kalau ente pas mbaca], ada teater, ada puisi dan ada nasyid, suasananya menjadi lebih hidup dan tak menjemukan. Asik.

Ketika saya diamanahi menjadi seksi acara pada pembukaan mentoring acaranya saya format menjadi talk show. Saya pinjam shofa dengan meja yang kecil, lalu saya berkata kepada pembicara, bahwa acaranya kali ini seperti talk show aja yang enak untuk dinikmati dan tidak kaku. Alhamdulillah pak Shahab, Pak Nuh, Pak Yazidie, dan semuanya menyatakan setuju. Bahkan Pak Nuh kemudian mengajak para peserta untuk audiensi langsung dan menyanyikan shalawat khas NU. Suasana menjadi lebih hidup.

Barangkali inilah bagian yang harus kita perhatikan dalam dakwah-dakwah kita, adalah dengan mengusung nilai-nilai keindahan untuk memberi warna yang lebih mengesankan dalam daurah-daurah kita, dalam seminar-seminar kita, dan dalam mentoring-mentoring kita, yang semoga saja akan dapat membuat goresan kesan yang lebih mendalam.

Demikian pula barangkali dalam kehidupan kita, hendaknya kita mengusahakan hadirnya suasana indah dalam kehidupan kita, dan dalam berinteraksi dengan sesama, karena sebenarnya Alah itu indah, dan menyukai keindahan.

Wallahu a’lam

Surabaya 20 Sept 2002 Sehabis Subuh

Edy Santoso [[email protected]]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Artikel mungkin sudah tidak up to date, karena perkembangan jaman. Lihat tanggal posting sebelum berkomentar. Komentar pada artikel yg usianya diatas satu tahun tidak kami tanggapi lagi. Terimakasih :)