Mungkin kita mempunyai keinginan ini itu yang banyak sekali. Kita juga mempunyai idealisme yang sangat tinggi. Namun sering kita juga merasa frustasi karena apa yang kita inginkan itu tidak bisa kita jangkau.
Kalau dalam perspektif saat ini, mungkin kita menginginkan mempunyai presiden yang cerdas wakil presiden yang pintar, yang kompatibel dengan persoalan yang ada di Indonesia. Namun faktanya tidak demikian.
Sebagian dari kita lalu terjebak di dalam perdebatan tentang itu. Dan energinya habis sedangkan tidak ada efek yang dihasilkan.
Beberapa waktu yang lalu saya membeli sebuah buku yang judulnya filosofi teras. Buku itu menggambarkan bagaimana para filosof-filosof zaman dahulu menghadapi situasi atau keadaan yang tidak menentu.
Di tengah situasi yang seperti itu kemudian dia membuat sebuah pemahaman bagaimana harus bersikap.
Lalu dibagilah hal-hal itu ke dalam dua kelompok besar yang pertama hal yang bisa kita kendalikan dan yang kedua adalah hal yang tidak bisa kita kendalikan.
Dalam keadaan ketidakberdayaan maka yang harus dilakukan adalah fokus pada apa yang bisa kita kendalikan dan jangan terlalu menghabiskan energi pada hal yang tidak bisa kita kendalikan.
Pada situasi yang seperti sekarang ini, dimana ekonomi sangat lesu, terlalu menyalahkan pemerintah hanya akan menghabiskan energi kita, jika kita tidak termasuk orang yang mempunyai pengaruh di dalam lingkar kekuasaan. Jadi yang bisa benar-benar bisa kita lakukan adalah menggali potensi kita sendiri dan mengerjakan apa yang bisa kita kerjakan.
Itulah yang dilakukan para filsuf di stoa sehingga bisa keluar dari persoalan-persoalan yang ada di sekitar saat itu
Yuk mulai yuk...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Artikel mungkin sudah tidak up to date, karena perkembangan jaman. Lihat tanggal posting sebelum berkomentar. Komentar pada artikel yg usianya diatas satu tahun tidak kami tanggapi lagi. Terimakasih :)