Sejak saya ketemu dengan ceramah-ceramahnya Gus Baha di Youtube, maka saya langsung klik. Saya langsung bisa merasakan auranya orang alim. Maka menjadi rutinitas, bahwa setiap pagi, saya selalu mendengarkan ceramah beliau.
Salah satu tema yang paling menarik dari ceramah beliau adalah soal "cangkem elek", yaitu bagaimana menjawab sebuah sanggahan tanpa harus menggunakan dalil, namun menggunakan logika saja. Misalnya, terkait kebiasaan bersalaman setelah sholat, itu bidah atau tidak. Maka jawabnya tidak usah dicarikan referensi, cukup ditanya balik, kebiasaan kita buka handphone setelah sholat kira-kira bidah atau tidak.
Dalam makna yang luas, "cangkem elek" maksudnya bagaimana menyampaikan sesuatu hal baik hanya dengan kalimat yang bisa dipahami partner bicara, tanpa harus mengemukakan referensi dan catatan kaki.
Gus Baha ini orang alim. Sulit ditiru. Hafal Al Quran, hafal banyak hadits, kata-kata mutiara ulama-ulama lalu. Juga fasih berbahasa Arab, dan menguasai seluruh ilmu alat. Beliau seorang yang kutu kitab, yang membuat referensinya sangat luas. Maka beliau menjadi orang yang paling layak untuk menyampaikan kebaikan dengan "cangkem apik".
Namun kalau saya lain. Antara saya dan Gus Baha tentu "baina samaai wal sumur sat", antara langit dan sumur yang airnya habis.
Saya bukan ahli agama, tidak hafal Al Quran, tidak menguasai ilmu alat, apalagi hafal catatan kaki pada setiap buku yang saya baca. Saya sadar itu.
Namun saya ini mempunyai kegemaran untuk belajar, membuka wawasan, dan bisa memahami setiap apa yang saya pelajari. Itulah kelebihan saya.
Ibarat komputer, processornya core i7 namun memorinya hanya 1GB .
Maka ungkapan "cangkem elek" yang dikemukakan Gus Baha ini seakan menginspirasi saya untuk menyampaikan sesuatu yang baik yang fokus kepada konten, pada substansi, tanpa terbebani dengan kaidah-kaidah ilmiyah. Biarlah bagian yang sulit itu tugasnya Gus Baha.
Oleh karena itu, kaidah "cangkem elek" ini tidak usah disandarkan pada agama, walaupun substansi yang dibawa mungkin adalah substansi agama.
Dan terimakasih sudah membaca "Cangkeman Elek" saya yang tak penting ini hahaha.....
Senin, 21 Oktober 2019
Antara Cangkem Apik dan Cangkem Elek
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Artikel mungkin sudah tidak up to date, karena perkembangan jaman. Lihat tanggal posting sebelum berkomentar. Komentar pada artikel yg usianya diatas satu tahun tidak kami tanggapi lagi. Terimakasih :)