Rabu, 08 Mei 2019
Gusti Allah Sak Karepe Dewe
Dalam sebuah ruangan, sambil melihat angka-angka, seorang kawan dengan hati yang terlihat kecewa mengatakan, "Ya Allah, kalah lagi".
Saya paham situasinya. Ketika sang kawan berusaha bekerja keras siang malam, berdoa sepenuh hati kepada Allah, berjuang agar negeri ini menjadi mandiri dan punya harga diri, ternyata hasilnya tidak seperti yang diinginkan. Kecewa dan sedih.
Kami menghiburnya, "Sudahlah, jangan kecewa, Gusti Allah memang sak karepe dewe". Gusti Allah itu memang semau-maunya, sekehendaknya. Kita yang diatur Gusti Allah, bukan kita yang mengaturnya. Kita sekedar hamba, manut kersaning Gusti, ikut kehendak Allah. Tugas kita hanyalah berjuang sekuatnya, soal hasil, menang-kalah, adalah kehendak Allah.
Gusti Allah luas tak terbatas ilmunya, mengetahui mana yang terbaik bagi hambanya. Kadang mengujinya degan kemenangan, kadang mengujinya dengan kekalahan, agar Dia tahu, bagaimana sikap para hambanya.
Waktu umur saya 35 tahun, tiba-tiba ibu saya mengalami stroke. Kejadian yang tak disangka, tak terlintas dalam pikiran. Sebagai orang yang baru berjuang merintis kehidupan tentu cobaan ini terasa sangat memukul. Saya kembali ke Trenggalek sambil merawat ibu saya. Waktu itu saya benar-benar tidak paham, bagaima cara saya menghidupi keluarga.
Tiga tahun setelahnya, ketika saya konsentrasi merawat ibu saya, tidak ada angin, tidak ada hujan, tiba-tiba bapak saya mengalami kebutaan secara mendadak. Ada pembengkaan di belakang bola matanya, yang menyebabkan syaraf matanya tidak berfungsi.
Peristiwa itu membuat saya mengerti bahwa Gusti Allah memang sekehendaknya, semau-maunya. Kita hanya hamba yang disuruh untuk berusaha dalam dimensi hukum-hukum kauniyah, berdoa, berserah diri, dan berbaik sangka. Apabila kita mampu bersikap atas keputusan Allah sesuai dengan tuntunannya, maka saya yakin bahwa Allah akan menunjukkan jalanNya. Bukankah Allah menurut prasangka hambaNya?
Alhamdulillah, sampai saat ini Allah masih membukakan pintu rizkinya kepada saya dan keluarga, serta membukakan pintu yang sangat lebar untuk berkontribusi dalam bidang pendidikan, sosial dan dakwah.
"Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau bersalah.
Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau membebani Kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami.
Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya.
Ma'afkanlah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong Kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir”
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Artikel mungkin sudah tidak up to date, karena perkembangan jaman. Lihat tanggal posting sebelum berkomentar. Komentar pada artikel yg usianya diatas satu tahun tidak kami tanggapi lagi. Terimakasih :)