Mungkin kita pernah merasakan bekerja siang malam pagi sore, dalam sebuah pekerjaan yang sangat beresiko. Imbalannya, mungkin hanya pas untuk hidup sebulan.
Kita sering bekerja dengan sangat keras untuk imbalan yang kecil namun kita sangat memprioritaskan hal itu.
Namun kebalikannya sikap kita kepada Allah. Kita mendapat nikmat yang tak terhitung, namun kita sering mengabaikannya. Untuk berbagai hal kita masih sering tidak menempatkannya pada posisi yang utama. Ketika Adzan sudah berkumandang, kita masih sibuk kerja.
Allah memberikan kita karunia yang kalau kita hitung tak akan mampu kita menghitngnya. Yang kecil saja, bolehkah satu bola mata kita dibeli oleh orang 10Miliar, atau bahkan 100Miliar? Tidak, tidak boleh, itu barang mahal. Itu baru mata, belum jantung, belum onderdil kita yang lain. Subhanallah.
Mengapa kita bisa bekerja sangat keras untuk bos yang hanya memberikan kita sesuatu yang sedikit, namun tak mampu bersemangat untuk berterima kasih bagi Sang Pemberi, yang sudah memberi kita segala hal.
Maka kita akhirnya memahami mengapa orang-orang pada tingkat tertentu mengungkapkan rasa bersyukurnya begitu dalam, bahkan nabi Muhammad sering mengisi sholat malamnya dengan begitu lama sampai kakinya bengkak. MasyaAllah.
Kita memang sangat memalukan! Ampuni hambamu ini ya Allah. Ampuni...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Artikel mungkin sudah tidak up to date, karena perkembangan jaman. Lihat tanggal posting sebelum berkomentar. Komentar pada artikel yg usianya diatas satu tahun tidak kami tanggapi lagi. Terimakasih :)