Jumat, 10 Mei 2019
3 Usaha Agar Bisa Ikhlash
Ibadah dalam Islam harus memenuhi dua aspek. Aspek jasmani dan aspek ruhani. Keduanya harus seiring sejalan. Walaupun fisik kita mengerjakan sesuatu, namun kalau hati tidak selaras, tidak lillahi ta'ala amalnya tidak diterima.
Salah satu aspek ruhani yang sangat penting dalam ibadah adalah ikhlash. Mengerjakan ibadah hanya karena Allah SWT. Bukan yang lain.
Pertama. Cara konvensional yang sering kita dengar selama ini adalah dengan senantiasa memperbaharui niat. Selalu melakukan koreksi terhadap perubahan-perubahan niat dan mengembalikannya ke niat lillaahi ta'ala.
Namun cara mempertahankan ikhlash dengan dengan satu cara tidak mudah. Sering kebobolan. Cara ini perlu kita kombinasikan dengan cara yang lain.
Cara kedua adalah dengan membiasakan diri beramal. Ketika kita sudah terbiasa dengan sebuah amal, maka amal itu terasa tidak istimewa. Ketika kita mengajak orang lain untuk melakukan hal yang sama, rasanya biasa saja, tidak lagi ada perasaan pamer. Contohnya ketika kita setiap hari pergi sholat Subuh ke Masjid, maka ketika ada orang tahu kita ke masjid, rasanya biasa saja kan.
Oleh sebab itu ketika Imam Syafi'i ketahuan khatam 3 kali sehari di bulan Ramadhan, beliau biasa saja. Nggak sombong. Tetap ikhlash.
Ada orang baru pertama kali ke luar negri, dia akan bercerita kemana-mana, share ke media sosial. Tapi begitu sudah sering, dia menganggap pekerjaan itu biasa dan tidak penting untuk dipamerkan. Andaikan dia share di FB, bukan karena pamer, namun karena ada kepentingan tertentu yang ingin dia bagikan.
Ketiga, cara agar ikhlash adalah dengan berteman dengan orang-orang hebat. Kita mungkin agak ada rasa bangga karena setiap hari bisa membaca Al Quran sejuz. Namun ketika kita bergaul dengan seorang orang yang sehari membaca tiga juz, rasa bangga kita sirna. Kita akan terasa seperti semut didepan gajah. Belum lagi ketika kita membaca biografi para ulama, maka kita ini tidak ada apa-apanya. Sungguh!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Artikel mungkin sudah tidak up to date, karena perkembangan jaman. Lihat tanggal posting sebelum berkomentar. Komentar pada artikel yg usianya diatas satu tahun tidak kami tanggapi lagi. Terimakasih :)