Pada ujung-ujungnya, manusia itu akan kembali kepada ketentuan Tuhannya. Dan ketentuan Tuhan itu, mungkin sesuai dengan formula yang ada dalam fikiran manusia, tapi mungkin tidak. Pesannya, Tuhan mempunyai formula tersendiri dg berbagai variabel kompleks yang mungkin diluar akal manusia.
Manusia tidak boleh merasa lebih super dibanding lainnya, karena bisa jadi orang lain mempunyai kemampuan lain yang dia tidak punya. Dalam bidang apapun, dalam kehidupan dunia maupun dalan hal ibadah.
Nabi pernah suatu hari berkata kepada sahabatya, bahwa ada seseorang ahli sorga. Ada sahabat yang menyelidikinya dan dia mendapati seseorang yang ibadahnya biasa-biasa saja. Sahabat itu lalu memberanikan diri bertanya. Dan jawab orang itu, Saya tak punya amalan khusus kecuali hanya prasangka baik dan selalu memaafkan orang lain.
Jadi jika Allah mengkaruniakan kepada kita kecerdasan, kekayaan maka hakekatnya itu hanya karunia dan titipan Allah, bukan semata usaha kita. Usaha kita itu hanya kecil sekali dibanding karunia Allah.
Pun ketika kita mampu menghafal alQuran dengan cepat, membaca quran dengan lancar dan ODOJ, jangan kita merasa lebih hebat. Itu hanya karena Allah mengkaruniakanmu otak yang spesial, bukan kamu yang membuat otak, kamu tinggal memakai saja, dengan sedikit ketekunan. Bisa jadi orang lain itu malah lbh banyak mengamalkan ajaran Quran dibanding kita.
Kita hanya boleh berusaha dan melakukan amal sebaik-baiknya, namun tetap harus rendah hati, karena Allah punya cara sendiri untuk menilai, Allah punya cara sendiri untuk mengambil keputusan. Disanalah tawakal itu.
#renunganjumat
Jumat, 06 Juni 2014
Tawakal
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Artikel mungkin sudah tidak up to date, karena perkembangan jaman. Lihat tanggal posting sebelum berkomentar. Komentar pada artikel yg usianya diatas satu tahun tidak kami tanggapi lagi. Terimakasih :)