Senin, 27 Juni 2011

Kasir Juga Manusia

Tadi siang saya mengantar adik saya membeli "ToolBox" untuk menyimpan alat2 elektronikanya. Di sebuah supermarket besar yang menjual beberapa perangkat bangunan, kamar mandi, baut, dan berbagai alat lain di daerah Ngagel Surabaya. Kami selesai belanja dan membayar barang belanjaan di kasir. Para kasir berdandan rapi dan selalu berusaha bersikap ramah. Pemilik usaha mungkin berharap, dengan berbagai upaya itu, pengunjung puas.

Dari berbagai pelayanan itu, ternyata saya tak mendapatkan kepuasan, namun rasa kasihan. Para kasir itu melayani dengan berdiri tanpa tempat duduk. Entah sudah berapa lama dia berdiri melayani pembeli.

Saya memandangnya agak lama. Kakinya di gerak-gerakkan, dan sesekali disandarkan tubuhnya di papan pembatas tempat kasir itu.

Seringkali, pemilik usaha atas nama melayani pelanggan, menzalimi karyawan. Entah disuruh berdiri berjam jam, atau bahkan tak diberi kesempatan untuk melakukan sholat. Pekerja merasa tak punya pilihan, bos merasa bisa melakukan apa saja karena sudah membayarnya. Dan pengunjung merasa puas karena telah terlayani dg baik.

Namun diluar itu semua, dari sebagian kecil pelanggan itu : saya dan adik saya, justru merasa lebih puas jika membeli ditempat yang karyawannya diperlakukan dengan lebih manusiawi. Ini soal rasa kemanusiaan, tak lebih.

Posted via email from achedy's posterous

1 komentar:

  1. kasihan, mungkin kursinya semua sudah dijual...eh di supermarket itu jual kursi juga nggak sih? kalau ada, mungkin suatu saat pasti ada orang yg beli kursi dan memberikan ke kasir itu. meskipun nanti sang pemilik akan protes, tapi... bukankah terserah yg beli kursi, mau diapakan kursi itu, mau dibawa kemana kursi itu, dan mau diberi ke siapa kursi itu.

    Salam kursi... :)

    BalasHapus

Artikel mungkin sudah tidak up to date, karena perkembangan jaman. Lihat tanggal posting sebelum berkomentar. Komentar pada artikel yg usianya diatas satu tahun tidak kami tanggapi lagi. Terimakasih :)