Saya adalah salah satu orang yang sangat menikmati media. Media offline maupun online. Meskipun saya tak berlangganan satu koranpun, namun setiap pagi saya selalu menyempatkan diri ke warkop untuk membaca Jawa Pos. Kalau tak sempat, di kantor saya semua koran ada, dan saya selalu membaca hal-hal penting hari itu. Disela hari-hari saya, saya juga mengikuti trend informasi di twitter. Berbeda dengan aktifitas offline, rujukan di twitter adalah media online, karena kita bisa langsung menautkan ke sumber informasi yang bersangkutan.
Namun ada sesuatu yang mengganjal dari media-media online itu. Saya merasakan bahwa konten media online tak sekualitas media offline. Cepat memang iya, tapi kadang berita yang diturunkan terkesan asal-asalan. Bahkan terkadang ditambah dengan opini yang sangat terasa berat sebelah. Beberapa media seperti Republika ol yang dulu dianggap sebagai referensi ummat juga hanya mencuplik berita dari kantor berita - entah diedit Republika ol - atau tidak, membuat opini yang terasa memecah belah. Padahal, media online dijadikan rujukan utama bagi diskusi-diskusi di media sosial.
Pernyataan Anis Matta soal Mesir
Salah satu isu baru yang menghebohkan antara lain soal statement Anis Matta yang dimuat di detikcom beberapa hari lalu, PKS Klaim Bantu Revolusi Mesir. Dengan berbekal link itu, aktivis JIL seperti @gunturromly , @syukronamin , @zuhairimisrawi menyerang habis-habisan Anis Matta dan PKS. Berita itu semakin berhembus yang kemudian disusul berita-berita seperti Elit Politik Indonesia Jangan Perkeruh Kondisi di Mesir dan banyak lagi yang menyesalkan pernyataan Anis Matta.
Adapun Republika, juga turut memanaskan suasana dengan diturunkannya berita-berita yang bersumber dari Antara, yang lebih provokatif dari detik : 'Pernyataan PKS Bisa Membunuh Mahasiswa RI di Mesir' , Akibat Pernyataan PKS, Mahasiswa Indonesia di Mesir Dipukuli dsb.
Padahal, setelah diklarifikasi maksud Anis Matta tidak seperti itu : PKS Tegaskan Tak Bantu Revolusi Mesir . Bahkan di Tempo dikatakan Anis, "Itu kesalahan Detik. Dan wartawannya mengaku tidak menulis seperti itu, tapi diubah redaksinya".
Yang lebih konyol, Republika OL menayangkan sebuah berita yang menyudutkan Anis Matta yang kemudian dibantah oleh sumber beritanya sendiri. Ini soal besar, mengapa bisa dipelintir ? Mengapa bisa masuk skenario orang lain ?
Tapi apa lacur, nasi sudah menjadi bubur, dan konfirmasi tak bisa menghentikan arus informasi yang mengalir seperti air bah. Anis dan PKS dirugikan, meskipun ada yang diuntungkan dari masalah ini.
Republika Masih Media Ummat ?
Pertama terjadi tragedi Mesir, saya sulit mendapatkan berita yang update, padahal awal aksi itu perkembangannya detik per detik. Saya melihat Republika Online membuat kabar yang update, meskipun saya tak terlalu memperhatikan sumber beritanya. Saya bahkan membuat rekomendasi lewat TL saya, kalau ingin tahu perkembangan di Mesir, ikuti berita di Republika Online.
Namun semakin lama saya ikuti, ada banyak kejanggalan, ini kan media ummat kok isinya ....
Berita tentang Inilah Penuturan Rakyat Mesir dalam Masa Krisis yang dikutip dari BBC, semua isinya memberi nilai negatif kepada ikhwan tanpa ada pendapat dari pro ikhwan. Kalau anda mengikuti, ada beberapa berita setipe lain disana.
Namun yang lebih buruk adalah berita yang memecah belah seperti : Empat Pimpinan Parpol Diundang Harlah NU Jatim, PKS Tidak Diundang yang bersumber dari Antara. Isinya silahkan anda baca sendiri, apakah relevan dengan judul yang dibuat ?
Gunakan Akal Sehatmu
Menghadapi media, khususnya media online, gunakan akal sehatmu. Kamulah yang berhak menentukan dirimu sendiri, bukan media. Namun kita masih berharap, media masih mempunyai nurani dalam mempublish sebuah berita, pertimbangkan juga dampaknya, karena bukan hanya orang berakal sehat yang membacanya, namun sebagian yang kurang sehat akal pun membaca. Disinilah dia terprovokasi.
Selamat hari pers kawan ....
Anehnya berita PENYUAPAN DAN MONEY POLITIK PKS tidak tersentuh MEDIA pada pemilu 2009 padahal jelas2 itu "Serangan" atas kejujuran dan demokrasi
BalasHapusPenyuapan itu terjadi di DAPIL IV PEMALANG KEC. COMAL, KEC. ULUJAMI dds ^_^ boleh dicek nama TEGUH PRIAMBUDI sebagai Calon Legeslatif ketika itu dari partai nomer 8 itu :D
Kebenaran berita ini diamini oleh Simpatisan PKS dan mungkin sekarang dia sudah jadi Kader, dan saya sendiri pula menjadi salah satu yang disuap
@Sawak Boy : Lapor ke polisi saja mas :)
BalasHapus