Saya merasakan bahwa dalam hal-hal tertentu terkadang media bermain tidak fair dalam menyampaikan berita. Dalam berbagai pelatihan jurnalistik yang saya ikuti, teorinya seorang wartawan harus netral dan berimbang, fakta dan bukan opini. Tapi dalam realitas ternyata tak semudah itu, terlalu banyak variabel yang mempengaruhinya.
Oleh sebab itu kemarin Minggu saat saya bergabung dalam aksi kemanusiaan mendukung Freedom Flotilla yang disponsori PKS, maka saya sedikit ragu, akankah acara ini dimuat di media massa ? Padahal jika kegiatan itu diliput media maka efektifitas aksi sebagai media penekan Israel menjadi semakin besar.
Belajar pada pelayaran Freedom Flotilla yang berangkat dari rasa frustasi karena negosiasi yang dilakukan antar negara tak pernah membuahkan hasil hingga mereka menerobos Gaza dengan caranya sendiri, akhirnya kita memang harus melakukan hal yang sama.
Saya ambil hand phone dengan segala keterbatasannya lalu saya lakukan pemotretan dan langsung saya kirim ke Twitter dan FB saat itu juga. Memang ada keterbatasan alat waktu itu. Saya menggunakan email client HP Z170 untuk mengunggah gambar ke Twitpic, namun judul email yg digunakan sebagai informasi hanya bisa memuat 40 karakter, sehingga saya tidak bisa menyertakan hashtag #freedomflotilla atau #flotilla karena tidak cukup. Namun saya gembira bisa melakukan live tweet, meskipun bagi sebagian orang mungkin mengganggu timeline mereka, tapi mudah-mudahan tidak.
Besuknya saya lihat di koran, ternyata benar, aksi itu hanya dimuat di media online dan harian Duta saja.
Sekarang media yang bisa diakses siapapun sudah banyak : blog, twitter, FB dan sebagainya. Karena itu jadilah anda peliput berita amatir agar sebuah isu tidak hanya didominasi media mainstream, untuk kualitas berita yang lebih baik.
Gambar liputan bisa anda lihat disini .
- Kobarkan terus semangatmu, Cak. Saya ngiri, Cacak bisa aktif urun bahu dalam kegiatan ini.
BalasHapus- Media massa memang banyak yang demikian, tapi semua karena ulah oknumnya saja.
Ya itulah indonesia , segala sesuatu banyak yang bersifat politis. Kalo tidak ada muatannya atau bisnis bagi media , maka tidak diliput. Coba kalo huru hara, kasus luna maya-ariel , maka dengan cepat langsung diliput. Sehingga di mata publik indonesia isinya banyak jeleknya daripada baiknya. Padahal hal hal yang baik juga banyak yo ed. Kapan ketemu maneh aku masih di Kaltim nih.
BalasHapus@ini cuman urun kecil pak. Yang tak terpublikasi malah urunnya lebih besar. Tapi soal Media massa sebagian lagi yg berulah adalah redaksi keatas pak. Saya menjumpainya pada beberapa pilkada dan beberapa isu penting. Tapi kalau wartawannya kayak sampeyan mana bisa dibeli, malah yg beli akan sampeyan marahi ...
BalasHapusNunggu sampeyan teko Kaltim pak. yen wis na Surabaya aku mengko kontaken.
BalasHapus