Rabu, 03 Februari 2010

Perlu Bacaan Bermutu Berbumbu Sastra

Ini masih soal tulis menulis. Saya menyadari, bahwa tulisan yang sering saya buat dan secara periodik saya posting ke blog yang di cc ke facebook ini jauh dari bagus. Mohon dimaklumi, saya belajar hanya dengan mengamati tulisan orang lain, dan tak pernah mendapat pendidikan jurnalistik yang intensif. Saya ngerti tulisan saya sangat kaku dengan kosa kata yang tanpa variasi, bagai surat polisi yang memanggil seorang pesakitan.

Saya kira ini terpengaruh pada bacaan saya waktu SMA, yang masih terbawa sampai kini, dan sulit disudahi. Waktu SMA saya adalah penggemar buku-buku gerakan hasil terjemahan yang serius isinya, pun bahasanya, bagai orang memasak gulai tanpa diberi garam, mrica, dan gula.

Namun pernah suatu kali saya rutin membaca majalah Tarbawi, dan saya paling tertarik dengan halaman paling belakang. Soal kepahlawanan. Diasuh Anis Matta. Sayang, buku itu dipinjam teman, dan tak kembali sampai sekarang.

Tak hanya isinya, ternyata saya menikmati bahasanya. Saya "tersihir", sampai saya beli kumpulan artikelnya yang sekarang sudah dirupakan buku, Mencari Pahlawan Indonesia.

Selain Anis Matta, tulisan Andrea Hirata pada Buku Laskar Pelangi dan Sang Pemimpi juga amat nikmat saya baca meskipun ada satu dua cara dia membumbui yang ibarat garam terlalu asin.

Saya belajar pemilihan kata, titik koma, pemenggalan kalimat, meski belum berhasil juga.

Secara nativ, saya kira semua orang menyukai keindahan, termasuk bahasa. Apakah itu pula alasan Tuhan mengirimkan AlQuran dengan bahasa sastra ?

Hari-hari ini kelihatannya saya memerlukan buku dengan isi berbobot dan bahasa yang indah untuk dieja ? Apakah ada yang bisa sampeyan rekomendasikan, atau dipinjamkan ha.. ha.. ha..

4 komentar:

  1. Bicara tetang tulisan dan nilai-nilai sastranya, menurut saya postingan Cak Edy cukup bagus. Bagi saya, intisari permasalahan dan informasi yang Cak Edy sampaikan bisa saya serap serta mudah sekali dipahami.
    Kalau soal nilai-nilai sastra dan keindahannya, mana ada yang bisa menandingi Al-Qur'an?
    Sasra memang memperoleh tempat khusus di sisi Ilahi, juga sastrawan yang menuangkan butir-butir kreatifnya. Kalau tidak salah... ada di Surat As-Syuara (kalau tidak keliru...maklum saya bukan da'i).

    BalasHapus

  2. menurut saya postingan Cak Edy cukup bagus


    Waduh, rempeyek jangan di remet-remet pak :D

    BalasHapus
  3. Saya rekomen ini mas:
    "Jalan - jalan di Palestina". Karya sastra berbobot sejarah. Tapi ini terjemahan sayangnya.. jadi rasa bahasanya udah berubah. Ah, seandainya kita faham bahasa arab, dan punya buku aslinya :D Meskipun begitu tetep berbobot mas. Saya sempat baca sekitar belasan - dua/tiga puluhan halaman, karena selanjutnya diboyong ke medan sama ibu saya :P InsyaAllah, klo udah baca buku ini bisa tahu lebih kurang gimana rasanya digusur dari tanah air sendiri oleh orang yahudi..
    http://www.kutukutubuku.com/2008/open/155/jalan-jalan_di_palestina_catatan_atas_negeri_yang_menghilang

    BalasHapus
  4. @haikal. Makasih infonya Kal.

    BalasHapus

Artikel mungkin sudah tidak up to date, karena perkembangan jaman. Lihat tanggal posting sebelum berkomentar. Komentar pada artikel yg usianya diatas satu tahun tidak kami tanggapi lagi. Terimakasih :)