Senin, 12 Oktober 2009

ISP dan Harapan Adanya Internet Ramah Keluarga

Diantara pertanyaan yang dilakukan rekan-rekan pada sebuah interview tentang alasan mengapa seorang ibu tidak ingin berlangganan internet adalah takut dampaknya kepada anak-anak. Saya tak tahu persis berapa persentase orang yang berpendapat sama dengan ibu itu, namun saya yakin : banyak, bahkan saya sendiri.

Dari sekian puluh bahkan mungkin ratusan ISP di Indonesia, taglinenya berputar pada masalah kecepatan dan harga. Padahal untuk pengguna keluarga kedua hal itu bukan hal yang terpenting, namun mereka lebih memilih internet yang ramah keluarga. Bisa disurfing oleh anak-anak dan para remaja mereka dengan aman.

Seandainya ada ISP yang mempunyai tagline “Internet Ramah Keluarga” atau “Internet Sehat” sembari menghadirkan internet yang memblokir konten pornografi dan kekerasan, saya kira akan menjadi ikon baru diantara ketatnya persaingan di level kecepatan dan harga.

Diakui atau tidak, internet adalah sarana akses pornografi yang paling mudah. Tinggal ketik, apapun yang dimau akan bisa di dapatkan. Meskipun ada keinginan untuk membatasi akses pornografi dalam ruang informasi kelihatannya mendapatkan banyak ganjalan dari segelintir orang yang bicara nyaring tapi tak mempunyai solusi.

Kasus terakhir cukup menarik. Informasi mengenai kedatangan Artis Miyabi ke Indonesia ternyata menaikkan tren pencarian Miyabi melalui Google di Indonesia.

Trend Miyabi dari Internet Indonesia

Banyak orang punya duit, punya keinginan untuk berlangganan internet, namun yang sulit didapatkan adalah internet yang bermata satu. Mudah-mudahan ada ISP yang membaca tulisan ini sehingga akan muncul produk paket internet baru yang mendukung “internet ramah keluarga”.

4 komentar:

  1. Betul, Cak Edy. Kabarnya tahun depan internet masuk ke desa. Jadi, harapan kita sama, ada ISP yang berani memproklamirkan "internet ramah keluarga". Amin.

    BalasHapus
  2. #CAHNDESO : Lha itu yang saya kawatirkan kang. Internet silahkan masuk desa untuk kemajuan. Namun bagaimana dampak negatifnya bisa diminimalkan. Lha sekarang terkena televisi saja sudah sempoyongan apalagi nanti jika internet sudah masuk desa. Kalau tidak diantisipasi yang kita takutkan adalah mereka hanya mampu memetik mudhorotnya dan tak tahu manfaatnya.

    BalasHapus
  3. Benar cak, memang kedepan harus ada internet ramah keluarga. Cuma masalahnya perkembangan jumlah internet yang ngga ramah keluarga sangat cepat so utk membuat internet ramah kluarga 100% itu sangat sulit

    BalasHapus
  4. Bukankah ada software pengaman yang sudah disediakan depkominfo? Yaitu: K9 Webprotection dan Naomi. Saya pakai itu cak. Dan memang tidak bisa mengakses situs forn

    BalasHapus

Artikel mungkin sudah tidak up to date, karena perkembangan jaman. Lihat tanggal posting sebelum berkomentar. Komentar pada artikel yg usianya diatas satu tahun tidak kami tanggapi lagi. Terimakasih :)