Selain silaturahim, sisi lain Idul Fitri adalah kuliner. Sembari mudik, sembari menikmati berbagai makanan khas daerah. Bagi pemudik jauh, maka di sepanjang perjalanan mereka mencari makanan khas di setiap daerah, namun bagi para pemudik dekat, mencari makanan khas daerah tujuan juga amat menarik.
Mencermati status rekan-rekan pemudik di facebook maupun twitter, maka kita tahu bahwa selain bersilaturahim mereka menyempatkan diri menkmati kuliner khas daerah.
Dalam perjalanan ke Trenggalek, saya tidak sempat mampir ke kota sehingga saya tak banyak menemui masakan khasnya. Saya hanya sampai di kecamatan kecil Durenan dan Watulimo yang tak terlalu banyak orang berjualan makanan, apalagi saat Hari Raya. Namun di Nganjuk, karena rumah mertua ada di kota, maka banyak objek kuliner khas yang bisa saya kunjungi.
Jika malam hari sepanjang jalan dari alun - alun keselatan banyak sekali penjual nasi pecel. Yang menjadi khas adalah tempat makannya yang di namakan pincuk, yang berupa daun pisang dibentuk kerucut. Selain itu disana ada komponen makanan yang dinamakan tumpang, berupa tempe hancur berkuah.
Uba Rampe lainnya berupa sate hati ampela, dan sate usus, dan sate telur puyuh.
jika lewat tulungagung dan pingin mencicipi pecel yang enak,
BalasHapuscoba pecel samsat tulungagung..buka jam 5.30 jam 7 biasanya sudah habis dan sangat rame.
@WADIYO : hi.. hi.. jam segitu ? Sampeyan rumahnya mana mas ?
BalasHapusrasane pingin balik ke kampung kertosono kalau tengok makananya
BalasHapussalam dari Warga Nganjuk yang berada di Tanjungpinang Kep.Riau
BalasHapusuntuk saudara2ku yang ada di Ngebrugan Kertosono Kab.Nganjuk