Ini adalah "ritual" tahunan saya yang kesekian kalinya. Menghitung hari raya dan membuat perkiraan apakah kira-kira tahun ini Idul Fitri akan dirayakan secara bersamaan ? Dalam persoalan ini bukan berarti saya menonjolkan perbedaan, akan tetapi saya hanya akan membuat tinjauan berdasarkan beberapa perangkat lunak astronomi yang ada di komputer saya. Meskipun demikian, saya tidak mengatakan tulisan ini sebagai rujukan, namun hanya sebagai paparan awal dari sebuah diskusi.
Adanya perkembangan pengetahuan serta tafsir dari informasi yang didapatkan pada zaman nabi membuat adanya banyak varian dalam menetapkan tanggal satu pada bulan Hijriah yang sampai saat ini belum bisa disatukan. Perbedaan itu antara lain :
- Ada yang meggunakan Hisab dan ada yang menggunakan Rukyat.
- Ada yang menggunakan acuan lokal dan Internasional.
- Ada yang menentukan tanggal satu berdasarkan saat new moon yang ditandai dengan adanya konjungsi (ijtimak) Matahari - Bulan. Ada yang ditentukan berdasarkan Wujudul Hilal (Asalkan bulan sudah berada diatas ufuk), dan ada pula yang menggunakan rukyatul hilal (kenampakan bulan sabit secara kasat mata).
- Penggunaan Hisab juga tak lepas dari masalah perbedaan. Ada beberapa varian kriteria terkait dengan berapa derajat bulan di atas ufuk dan berapa derajat sudut matahari – bulan saat hilal bisa dikatakan terlihat.
Dalam menghitung 1 Syawal saya mengacu pada keumuman cara penentuan tanggal 1 di Indonesia, yaitu dengan menggunakan acuan lokal. Kriteria yang digunakan adalah Rukyatul Hilal (dengan teropong) dimana bulan berada 5 derajat di atas ufuk (Horizon). Tempat pengamatan yang saya gunakan adalah daerah Surabaya.
Saya menggunakan Perangkat Lunak Accurate Times yang dibuat oleh Mohammad Odeh, dari the Jordanian Astronomical Society (JAS). Dalam Perangkat Lunak ini ada penghitungan waktu – waktu sholat serta pergerakan Matahari dan Bulan. Namun outputnya hanya berupa angka-angka.
Untuk mengetahui posisi matahari – bulan dalam bentuk gambar, digunakan KStar (Perangkat Lunak Planetarium bawaan KDE di Linux) atau Stellarium yang berjalan di Windows dan Linux.
MENENTUKAN LOKASI PENGAMATAN
Lokasi pengamatan yang saya gunakan adalah di kota Surabaya dengan posisi Long: 112:43:00.0, Lat: -07:13:00.0, Ele:0.0, Zone:7.00
MENENTUKAN TERJADINYA KONJUNGSI (IJTIMAK)
Bulan baru terjadi saat Matahari mendahului Bulan (Relatif terhadap pengamat). Konjungsi ini menandai munculnya bulan baru (new moon). Dengan menggunakan Acurate Times bisa diketahui bahwa konjungsi untuk bulan Syawal 1430 H terjadi pada tanggal 19/09/2009 pukul 01:44. Dengan demikian tanggal 19 sore saat matahari terbenam akan kita lihat apakah bulan sudah nampak atau belum.
MENGAMATI POSISI BULAN SAAT MATAHARI TENGGELAM
Dengan menggunakan Accurate Times diketahui pada tanggal 19/09/2009 matahari terbenam pukul 17:26 sedangkan posisi bulan +06°:12':50". Pada posisi tersebut bulan sudah bisa dilihat dengan menggunakan teropong pada posisi sekitar Azimuth: +264°:17':23". Dengan demikian maka berdasarkan kriteria kenampakan bulan 5 derajat, maka esuknya 20/09/2009 akan bertepatan dengan 1 Syawal 1430 H.
Kenampakan bulan saat matahari terbenam bersadarkan KStar (Software planetarium di Lingkungan Linux)
Kenampakan bulan saat matahari terbenam berdasarkan Stellarium (Software planetarium)
Kenampakan Visibilitas Hilal berdasarkan kriteria Odeh :
KESIMPULAN
Berdasarkan data-data penghitungan yang diperoleh, maka besar kemungkinan Idul Fitri 1430H akan dirayakan secara bersamaan pada tanggal 20/09/2009, karena ijtimak baru terjadi pada pukul 01:44, dan pada sore harinya bulan sudah berada diatas 5°.
Wallahu A’lam