Minggu, 28 Juni 2009

Obrolan Soal UNAS

Dalam waktu terakhir, UNAS telah menjadi perbincangan yang amat hangat, bahkan terkadang panas. Terutama setelah terjadi banyak siswa tidak lulus UNAS, yang berarti menggugurkan semua proses pembelajaran dia selama beberapa waktu, sehingga dia tidak lulus. Bahkan ada sekolah yang tidak lulus 100%. Solusinya, kalaulah dia kepengin lulus, maka dia harus mengikuti ujian kejar paket.

Pilihan ikut kejar paket bukan tidak beresiko. Meski ijazah kejar paket dinyatakan setara dengan ujian SMA, namun secara mental psikologis tidaklah sama. Seorang yang menenteng kejar paket itu setidaknya tidak terlalu bangga dan percaya diri sebagaimana anak yang lulus SMA.

Bukan hanya mental psikologis ternyata, namun jika ada orang mencari sesuatu dengan syarat ijazah, maka yang berijazah SMA pasti timbangannya lebih berat daripada yang berijazah kejar paket. Bahkan beberapa waktu lalu beberapa rektor PTN menyatakan tak akan menerima siswa dengan ijazah kejar paket. Entah sekarang.

Meskipun ada seruan-seruan untuk tidak menggunakan UNAS sebagai pemveto kelulusan, dan lebih melihat dari keseluruhan proses pendidikan, apa yang bisa sampeyan lakukan ? Apa sampeyan pengambil kebijakan di Diknas ? Jika bukan, lebih baik sampeyan berfikir bagaimana agar mereka lulus dari ujian UNAS itu.

Jelek-jelek begini, Cak Edy juga mantan pelajar yang telah tamat S3 (SD, SMP, SMA) :D. Dan dikesemua jenjang itu, Cak Edy juga mengalami yang dinamakan Ujian Nasional. Namun dulu namanya Ebtanas. Meskipun secara detail teknisnya berbeda, namun secara substansi bisa dikatakan sama. Cak Edy menerima soal dari Pusat, mengerjakannya dan mendapatkan nilai yang menentukan kelulusan.

Berkaca pada pengalaman Cak Edy, sesungguhnya terlepas dari kondisinya, entah itu sekolah favorit maupun tidak, sesungguhnya tetap mempunyai peluang untuk lulus UNAS seandainya sampeyan memahami apa sesungguhnya UNAS, dan bagaimana menaklukkannya.

Yang Cak Edy fahami saat Cak Edy sekolah, Unas sesungguhnya hanyalah :

  1. Mengerjakan soal tulis (tanpa praktek)
  2. Bentuk soal adalah multiple coice.
  3. Soal berasal dari materi-materi yang telah diajarkan. Bahkan menurut adik Cak Edy, ada panduan dari diknas (mohon koreksi jika salah karena Cak Edy bukan orang pendidikan) tentang kisi-kisi ujian yang akan keluar.
  4. Mengerjakan soal membutuhkan kecepatan karena mengerjakannya dibatasi waktu.

Dari paparan diatas maka sesungguhnya yang perlu dilakukan hanyalah “Belajar mengerjakan variasi soal-soal UNAS”. Itu saja. Tidak lebih.

Tidak dibutuhkan kelas yang mewah ber AC, tidak pula laboratorium, tidak butuh komputer, bahkan pekerjaan ini bisa dilakukan sambil sarungan dan makan getuk di rumah. Yang sampeyan butuhkan hanyalah kumpulan soal-soal UNAS tahun-tahun yang lalu dan kumpulan contoh soal dan pembahasan UNAS yang bertebaran di toko buku. Beberapa orang bisa membeli buku yang berbeda agar bisa saling  bertukar soal. Jika sampeyan sudah melakukan latihan selama enam bulan sebelum UNAS, Cak Edy kira sampeyan akan lulus. Dan sampeyan akan masuk ke 10 atau 5 besar di sekolah jika sampeyan mempersiapkan setahun sebelumnya.

Untuk membantu siswa, secara lembaga, perpustakaan sekolah bisa menyediakan bahan bacaan dan soal-soal yang berorientasi UNAS.  Variasinya, sekolah bisa mengadakan tryout UNAS secara berkala sehingga bisa digunakan untuk mengukur nilai siswanya.

Dulu tidak pernah ada try out Ujian Akhir di sekolah. Cak Edy biasa melakukan try out sendiri di rumah. Cak Edy cari soalnya, Cak Edy kerjakan sesuai waktu yang telah ditentukan, dan Cak Edy lihat nilainya.  Setelah itu Cak Edy kaji  secara mendalam soal soal yang salah atau tidak bisa Cak Edy kerjakan.

Cak Edy bukan orang pintar. Kecuali di SD, Cak Edy lebih sering keluar dari 10 besar rangking di kelas, Rangking 15, 24, bahkan kalau tidak salah pernah mendapat rangking diatas 30. 

Namun untuk UNAS, Cak Edy persiapkan khusus setahun sebelum UNAS. Dan hasilnya tidak terlalu buruk . Nilai UNAS Cak Edy di SD rangking dua atau tiga se kecamatan, di SMP Cak Edy rangking 4 se sekolahan, dan di SMA Cak Edy rangking 3 se sekolahan. Banyak yang heran, darimana Cak Edy dapat nilai yang lumayan, padahal Cak Edy tidak pernah rangking di kelas.

Jika VETO kelulusan itu bernama UNAS, maka fokuslah pada UNAS. Jangan berkecil hati, insyaallah kalau hanya untuk lulus, sampeyan tidak akan kesulitan, meskipun sampeyan berada di sekolah ndeso tanpa fasilitas macam Cak Edy dulu.

----------------------------

Bukan untuk menggurui tenaga pendidik, ini hanya cerita Trik Cak Edy dulu dalam mensiasati UNAS. Karena Cak Edy prihatin atas banyaknya pelajar ndeso yang nggak lulus UNAS.

2 komentar:

  1. Kak Edi emang pinter...mantaaf.. ^_^

    BalasHapus
  2. #NYAMBIK
    Jo ngono Cak. Isin kene iki, biyen kuliah na TF ya luluse paling buncit. Yen masalah kuliah gak ana sing iso dibanggakan teko awakku cak he.. he..

    BalasHapus

Artikel mungkin sudah tidak up to date, karena perkembangan jaman. Lihat tanggal posting sebelum berkomentar. Komentar pada artikel yg usianya diatas satu tahun tidak kami tanggapi lagi. Terimakasih :)