Rabu, 03 Desember 2008

Arum Manis Dulu dan Kini

Penjual Arum ManisWaktu kecil saya mengenalnya dengan nama arum manis yang kalau diterjemahkan ke Bahasa Indonesia artinya harum dan manis. Dulu saya sering membelinya. Penjaja makanan seperti ini dulu keliling sampai daerah pegunungan Watulimo Trenggalek sana. Makanan sederhana, campuran gula, sumba (pewarna), dan krupuk jahe kecil.

Saking seringnya lewat saya sampai hafal nama penjajanya. Pak Gatot. Dia membawa rebab dan memainkan lagu-lagu Jawa seperti "suwe ora jamu" dan "jangkrik genggong".

Penjual Arum ManisLama nian saya tidak bersua lagi dengan penjaja seperti ini. Tadi sewaktu saya dan mas Gondrong mau sholat ashar ke masjid, tiba-tiba berpapasan dengan penjaja makanan seperti yang saya temui beberapa puluh tahun silam. Gaya, kemasan, dan rebabnya mengingatkan saya dengan pak Gatot. Mas Gondrong lantas berinisiatif untuk menghentikan dan membelinya agar saya bisa mengambil gambarnya. Makanan yang sewaktu saya kecil berharga lima puluh rupiah itu sekarang berharga seribu rupiah.

Ada yang tidak sama antara penjual arum manis yang katanya dari Lamongan ini dengan arum manis waktu saya kecil. Cara membunyikan rebabnya asal gesek dan tidak mengikuti langgam lagu tertentu. Krupuk jahenya pun sekarang sudah tidak ada lagi. Namun bagaimanapun dia telah mengingatkan masa-masa ketika saya masih kecil yang satu-satunya pedagang jajanan keliling ya hanya penjual arum manis itu.

3 komentar:

  1. Yang bunyi ngek...ngokkk... itu to?

    BalasHapus
  2. Untuk keperluan Video Call, aktivasi 3G coba kontak operator. Jangan lupa di setting jaringan dipilih yang 3G/UMTS. Punya temen saya yang J200 sudah sukses dipake video calling memakai IM3. Tapi tidak semua nomor IM3 bisa dipake video call.

    BalasHapus
  3. wah saya kangen ama yang kayak ginian :D

    BalasHapus

Artikel mungkin sudah tidak up to date, karena perkembangan jaman. Lihat tanggal posting sebelum berkomentar. Komentar pada artikel yg usianya diatas satu tahun tidak kami tanggapi lagi. Terimakasih :)