Jumat, 05 September 2008

Jurnalis Pembaca dan Kredibilitas Portal Berita

Dulu kalau anda menikmati portal berita, biasanya anda akan disuguhi berita searah. Maksudnya berita yang asal-usulnya jelas dari wartawan sebuah portal berita. Namun entah karena semangat web 2.0, saya melihat saat ini ada upaya untuk melibatkan pembaca untuk berkontribusi dalam berita. Bukan seperti surat pembaca, ini memang benar-benar berita.

Saya pertama menjumpai model berita seperti ini di detik surabaya. Sengaja ditempatkan di bagian bawah dengan judul "Berita & Pengalaman Anda". Ini artinya detik, secara nilai berita, menempatkannya dibawah berita-berita yang dikeluarkan detik. Pun secara psikologis pembaca bisa menilai bahwa ini adalah berita dengan derajat keyakinan dibawah berita-berita resmi detik.com, meskipun saya melihat rata-rata berita yang ditampilkannya memang layak baca.

Saya juga menjumpainya lagi di inilah.com. Disini tulisan pembaca di beri nama "Citizen Journalism". Namun, sebagai salah seorang penkmat inilah.com, saya kerap tidak mendapatkan nilai berita yang berbobot. Mungkin karena target update, akhirnya menurunkan sisi kualitas. Betul Citizen Journalism ditempatkan pada kanal tersendiri. Namun dia juga ditempatkan pada kanal berita terkini yang setara dengan berita-berita dari inilah.com yang lain.

Terus terang saya sering merasa "tertipu" ketika mengklik sebuah berita dengan judul yang cukup mombastis, ternyata hanyalah berita dari pengunjung, yang disisi saya nilai beritanya, apalagi opininya tidak penting.

Bahkan terakhir yang saya dapatkan hanyalah opini pengunjung yang antara konten dan isinya sangat tidak relevan. Dan ketiga tulisannya hanyalah perdebatan antara orang yang pro dan kontra PKS. Karena tampil di kanal berita terkini seakan-akan ini adalah perdebatan penting dari para pengamat dan Pimpinan PKS, namun ternyata hanyalah perdebatan sekualitas forum-forum diskusi politik.

Saya semakin kecewa ketika tahu bahwa Judul Citizen Journalism menurut penuturan salah seorang penulisnya yang saya hubungi via email, ternyata dibuat oleh inilah.com.

Silahkan mencoba mengkuti tiga berita berikut :

Jangan-jangan PKS Korupsi. Ternyata ini hanyalah sebuah opini pembaca yang sebatas dugaan saja tanpa dukungan informasi secuilpun. Penggunaan judul Jangan-jangan PKS Korupsi tentu mengandung kesan dugaan kuat bahwa PKS Korupsi.

PKS merasa difitnah Rakyat. Ini tulisan dari simpatisan PKS yang gerah dengan berita diatas. Tapi judul yang diberikan inilah.com salah total. Karena penulis itu tidak mewakili institusi PKS. Dan penulis sebelumnya juga terlalu kecil untuk dianggap mewakili rakyat. Nilai berita ini teralu kecil untuk membuat PKS dan Rakyat saling berhadapan.

PKS Tidak Dewasa. Ini juga menganggap penulis sebeumnya mewakili PKS.

Saya hanya khawatir, jika Citizen Journalism tidak dikelola dengan baik sebagai sebuah jurnalisme yang harus melalui pintu editor dan publisher, maka ini hanya akan menurunkan kredibilitas portal yang bersangkutan.

3 komentar:

  1. mengusung sebuah idealisme tentunya membutuhkan managemen yang handal, bos.
    mungkin keterbatasan budget yang membuat pengelolaan jadi tersendat ?

    ibaratnya, seorang pelari handal akan sulit berprestasi selama masih menderita darah rendah...

    BalasHapus
  2. dibuatkan tulisan tandingan aja, spy tidak berkelanjutan...

    BalasHapus
  3. Fenomena berita di portal adalah unik dalam kajian jurnalisme. menurutku, fenomena portal berita adalah fenomena menjamurnya "junk news".
    Sebuah berita menjadi hambar dan tidak berisi. Karena ideologinya adalah waktu dan kecepatan. Terlebih jika dalam sebuah portal berita tidak ada kolom pemisah antara berita dari citizien jurnalism (pembaca) dengan berita wartawannya.

    BalasHapus

Artikel mungkin sudah tidak up to date, karena perkembangan jaman. Lihat tanggal posting sebelum berkomentar. Komentar pada artikel yg usianya diatas satu tahun tidak kami tanggapi lagi. Terimakasih :)