Rabu, 10 Oktober 2007

Sudahi Korban Pembagian Zakat

ZakatZakat membawa korban ? Sepertinya tidak masuk akal. Tapi ini adalah realitas yang sering kita dengar. Beberapa orang luka bahkan tewas karena berebut zakat. Saya sangat menghargai orang yang mempunyai iktikad baik untuk menunaikan kewajibannnya mengeluarkan zakat. Namun tidak adakah mekanisme penyaluran yang aman ? Mendengar orang terinjak-injak betapa sedih hati saya.

Mestinya para pengusaha dan pejabat yang menempuh pembagian zakat secara langsung, berfikir lebih dalam tentang dampak yang ditimbulkan dari cara yang mereka tempuh itu. Padahal kejadian seperti ini bukan satu dua kali saja. Amat sangat sering terdengar.

Efek negatif membagi Zakat secara langsung dan demonstratif seperti itu :
1. Ricuh, dan kita sudah amat sering mendengarnya kan ?
2. Bisa membelokkan niat, karena dorongan untuk bisa populer dengan even semacam itu sangat besar. Apalagi jika orang itu adalah pejabat atau anggota DPRD. Bahkan tak jarang niat yang bagus menjadi terkesan memanfaatkan kaum dhuafa untuk popularitas.
3. Tidak ada target dan prioritas, karena siapa saja yang datang dan stok masih ada maka dia akan kebagian.
4. Tidak mempunyai unsur pemberdayaan.

Sebenarnya alternatif terbaiknya adalah menyalurkan dana itu lewat lembaga Zakat yang kredible dan auditable. Karena dalam sistem Islam, zakat dikelola secara kelembagaan formal dari negara dan bersifat kolektif, bukan perorangan. Dalam situasi saat ini lembaga Zakatlah yang sangat mendekati. Karena dia melakukan perencanaan, membuat peta target penerima, bahkan membuat program-program pemberdayaan untuk pendidikan, kesehatan maupun ekonomi. Mereka akan melakukan pengelolaan bukan sekedar membagikan.

Jika memang memaksakan diri untuk membagikannya sendiri, maka mereka harus membuat mekanisme pembagian yang baik. Dengan diantar atau dengan cara menukarkan kupon misalnya.

Saya berharap seorang yang membagikan Zakat secara langsung hingga terjadi korban luka-luka atau bahkan meninggal bisa diseret ke pegadilan.

Dalam Ramadhan ini terjadi beberapa kericuhan lagi dalam pembagian Zakat :

1. Rebutan Zakat 1 Tewas di Gresik

2. Rebutan Zakat yang dibagikan oleh Pengusaha Calon Bupati Nganjuk

3. Berebut Zakat Ketua DPRD Nganjuk, Lansia Terinjak

Apakah kita masih akan menambah korban lagi ?

7 komentar:

  1. wah cak edy, lebih baik khan orang kaya itu bayarnya lewat LMI saja yah..apalagi kalo lewat cak edy wah bisa capai target untuk 1 org kaya saja hehehe.....btw..lebaran nandi cak....he targette wis ketutup tha hehe.....

    BalasHapus
  2. #1. Sebenarnya saya mo ngomong gitu. Mending Zakatnya disalurkan lewat LMI. Tapi Nggak Enak he.. he.. Mungkin karena itu nggak mencapai target ha.. ha.. Nggak enak sama pak Sigit yang dah ngasih surat tugas.

    BalasHapus
  3. jangan lupa transparansinya :)

    beberapa temen di jogja, LAZnya jadi tidak lagi dipercaya buat nyalurin zakat karena tidak ada transparansi yg jelas, akhirnya target yang dikejar jadi gak dapet, yang dapet surat tugasnya pun malu ngeluarin surat tugasnya, karena LAZnya selalu hibernasi setelah ramadhan usai, dan kembali nyala tahun depannya menjelang lebaran :)

    BalasHapus
  4. #3. Kalau LAZ nya Jawa Timur insyaallah sudah profesional. Program dan sasarannya jelas, dan tidak hanya hidup saat Ramadhan saja. Kayaknya Jogja mesti belajar ke Jawa Timur nich, he.. he..

    BalasHapus
  5. pembagian zakat dengan cara demikian, kental terasa bau politisnya cak.
    kalo mau zakat di bekasi, ke ukhuwah saja, bisa dijamin bukan tipe lembaga zakat yg suka tiarap setelah lebaran.

    *kejar setoran jre..;)

    BalasHapus
  6. [...] Kurang ?? Bukankah setahun yang lalu saya sudah bilang. No Comments, Comment or [...]

    BalasHapus
  7. Efek positif membagi Zakat secara langsung dan demonstratif gitu adalah: dapat nama :)

    BalasHapus

Artikel mungkin sudah tidak up to date, karena perkembangan jaman. Lihat tanggal posting sebelum berkomentar. Komentar pada artikel yg usianya diatas satu tahun tidak kami tanggapi lagi. Terimakasih :)