Terus terang, setelah terpaksa meninggalkan Zenwalk dan pindah ke Ubuntu, ada sesuatu yang hilang, XFCE. Ubuntu secara native menggunakan Gnome, sedangkan Zenwalk XFCE. Benar, bahwa pada komputer Pentium 4 dengan memori 256 yang saya gunakan untuk bekerja dikantor, Gnome terasa lebih ringan daripada KDE, namun XFCE jauh lebih ringan. Selama mengunakan XFCE, saya benar-benar merasakan bahwa kecepatan respon GUI yang satu ini membuat kita tidak akan merasa stress.
Bandingkan kecepatan file explorer pada XFCE, Thunar, yang jauh lebih cepat dibandingkan Natilus di GNome maupun Konqueror KDE. Malahan di KDE file explorernya akan segera diganti Dolphin yang mirip-mirip dengan Natilus agar lebih efisien dan cepat.
Sebenarnya sebelum menginstall Ubuntu saya ingin menginstall Xubuntu, keluarga Ubuntu dengan desktop XFCE, namun karena waktu itu saya tidak mendapatkan CD Xubuntu, akhirnya terpaksa menggunakan Ubuntu dengan desktop GNomenya.
Tadi sewaktu sholat asar di masjid, saya ketemu mas Yono yang mengatakan bahwa untuk menginstall Xubuntu, tidak usah melakukan instalasi dua kali, cukup menggunakan Ubuntu yang sudah ada, dan dengan bantuam konsul ketikkan :
sudo apt-get install xubuntu-desktopDan setelah mendownload file sekitar 60 MB, dan melakukan restart, akhirnya Xubuntupun telah bersemayam di komputer saya.
Atas kebaikan mas Yono yang mempunyai 4 buah DVD Repository Ubuntu, kemungkinan besuk saya akan membuat repository di server lokal kantor, biar kalau mau apt-get bisa jauh lebih cepat dan nggak ngabisin bandwidth.
Hidup XFCE.