Kamis, 14 Juni 2007

Mabok Lulus

Saat saya menuju tempat client sore ini, tanpa sengaja saya menjumpai para pelajar SMP bergerumbul dengan baju bercoret cat. Saya langsung tahu, mungkin hari ini adalah hari pengumuman kelulusan.

Kurang tahu sejak kapan tradisi corat coret ini mulai ada. Saat saya SMP di kecamatan Durenan Trenggalek, acara seperti ini sepi peminat, paling cuma ada satu dua orang yang melakukan hal ini, itupun cuma pakai spidol. Begitu SMA lebih banyak lagi rekan yang mencorat coret bajunya dengan spidol, terutama para rekan yang tak mau ketinggalan dengan kebiasaan-kebiasaan orang kota yang mereka saksikan di layar kaca atau media yang lain.

Dalam perjalanan naik bus di wilayah Kediri, saya malah pernah menjumpai mereka berkonvoi. Salah seorang berdiri di gandengan belakang sambil membawa helem. begitu bersimpangan dengan mobil sedan, helem mereka mereka keprukkan ke spion.

Namun ternyata tradisi macam ini tidak pernah berlaku untuk diri saya, baik ketika lulus SMP, SMA maupun lulus kuliah. Mungkin saya memang terlalu ndeso, atau tidak bisa mengikuti fikiran anak muda. Tapi sebenarnya saya mempunyai alasan lain.

Saat itu menurut saya, lulus itu adalah hal yang biasa. Tidak biasa bagaimana ? Diantara 300 siswa itu paling yang tidak lulus hanya satu atau dua orang. Jadi lulus itu hanyalah hal biasa saja. Justru yang perlu difikirkan adalah akan kemana setelah lulus? Ini tantangan yang lebih berat. Apalagi sekarang UAN tidak berfungsi seperti Ebtanas pada era saya. Kedua, saya tidak tega untuk merobek atau merusak pakaian, meski itu harganya murah, dan meskipun setelah lulus tidak saya pakali lagi. Oleh sebab itu setelah kelulusan biasanya saya langsung pulang ke rumah dengan perasaan yang biasa saja. Justru cenderung bersedih karena akan berpisah dengan teman-teman yang selama ini telah menuntut ilmu.

Tapi apapun, saya ucapkan selamat bagi yang lulus, dan bagi yang tidak lulus, itu adalah pelajaran yang barangkali tidak akan anda lupakan. Pelajaran itu gunakan untuk memicu semangatmu.

7 komentar:

  1. sama mas. saya juga biasa saja waktu lulus dulu. malah kalau gak dicoret2, bajunya kan bisa disumbangkan ke mereka yang tidak mampu

    BalasHapus
  2. mungkin sekarang lulus SMA itu sulit sehingga diluapkan sebegitunya...jaman saya dulu juga belum ada ya, sekolah saya ndeso sih

    BalasHapus
  3. maklum darah muda kali ye... :)

    BalasHapus
  4. jaman eSTeeM, habis apel pagi buat ndengar berita kelulusan trus grudukan ke meja wakasek buat nglihat nilai, habis itu ya sudah, malah bingung sendiri sendiri, ada yang bingung belajar buat SPMB, ada yang mbikin lamaran kerja bertumpuk tumpuk, ada juga yang langsung cabut ke perusahaan yang dah nrima kerja.

    tapi intinya, semua sedih karena harus berpisah. setelah 3 tahun yang begitu berkesan, kenapa harus berpisah? berpisah dengan teman kos, berpisah ma suasana sawojajar, berpisah dengan semuanya.

    BalasHapus
  5. #4. Memang seharusnya SMA itu bukan hanya tiga tahun. Halah ....

    BalasHapus
  6. Sekarang kan saya Lulus dari SMK. Malah saya ga ikut corat-soret karena saya harus kerja dan test masuk universitas. Yah malang juga teman-teman saya yang ikut corat-coret semuanya di tilang karena pas konvoi ga bawa sim. Jadi dari lahir sampai sekarang nggak ada tuh Pilok atau cet yang menyentuh baju saya :D

    BalasHapus
  7. trenggalek juga rupanya ya

    BalasHapus

Artikel mungkin sudah tidak up to date, karena perkembangan jaman. Lihat tanggal posting sebelum berkomentar. Komentar pada artikel yg usianya diatas satu tahun tidak kami tanggapi lagi. Terimakasih :)