Hadirnya internet dan model penulisan dokumen yang menyertainya (HTML) telah membuat seakan - akan dokumen itu telah menjadi satu kesatuan. Bagaimana tidak, hanya dengan menuliskan "a href" yang disertai URL, maka sebuah dokumen sudah terhubung dengan dokumen lainnya. Tidak seperti tulisan dibuku yang mengandalkan catatan kaki, dimana kita harus mencari sumber buku yang berkaitan.
Pada dokumen web, jarang kita menuliskan keterangan terhadap sebuah catatan yang harus ada keterangannya. Paling kata atau frase yang butuh penjelasan itu kita buatkan tautan ke arah dokumen lain, yang menjelaskan. Tidak salah, bahkan di dunia web, kalau tidak demikian malah justru salah.Namun ada masalah besar dengan tautan. Dimana alamat dokumen rentan sekali hilang maupun berubah. Dokumen hilang bisa disebabkan karena server telah menghapus dokumen yang bersangkutan, atau situs telah hilang. Yang saya jumpai, ternyata tak hanya situs kecil saja yang hilang, namun situs-situs gajah yang rentan di taut bisa juga hilang. Ambil contoh satunet.com, mweb.co.id, moslemword.com, bahkan terakhir saya cukup terkejut karena detikhealth.com pun hilang. Dengan hilangnya situs besar seperti itu, berapa banyak tautan dokumen di internet yang hilang.Kedua, alamat sebuah dokumen bisa berubah karena berubahnya alamat web. Seperti kalau para blogger, pindah dari blog gratisan ke hosting sendiri, sehingga otomatis domainnya berubah. Apalagi sebentar lagi Depkominfo melalui Permen nya yang akan "menertibkan" ? semua alamat domain website pemerintah. Dan jika ini terjadi, berapa ribu dokumen yang tautannya menjadi tidak valid ?Jadi menurut saya, memberikan penjelasan pada sebuah item penting pada dokumen web tidak cukup sekedar menghubungkannya dengan tautan, namun perlu untuk menambahkan kutipan atau diskripsi singkat tentang hal penting itu, sehingga jika halaman web yang kita taut benar-benar hilang, informasinya tidak hilang.