Kamis, 29 Juni 2006

Sampah di Dompet

Sampah di dompet ? Mestinya kan di tempat sampah? Ya, itu mestinya, namun kenyataannya pagi ini saya terpaksa membuang sampah yang sudah menggunung (hyperbolik banget) di dompet saya, karena sampah-sampah itu selain menyebabkan saya seolah seperti orang kaya (habisnya tebel banget sih), juga terkadang susah untuk mencari uang diantara tumpukan sampah itu.

Sampah-sampah yang ada di dompet saya itu adalah :


  1. Karcis parkir Gedung Darmala no 006960 kelihatannya sudah seminggu yang lalu.

  2. Kuitansi isi ulang IM3 (27/6/06).

  3. Kuitansi dari Sakinah Swalayan (11/06/2006).

  4. Karcis Bus Pelita Indah Surabaya - Durenan Trenggalek (dua minggu lalu).

  5. Notes untuk menguploadkan file dari sekretaris Enciety (sekitar sebulan yang lalu).

  6. Kuitansi isi ulang IM3 (28/05/2006).

  7. Karcis Bus Harapan Jaya Tulungagung Surabaya (dua minggu lalu).

  8. Kuitansi dari Sakinah Swalayan (18/06/2006).

  9. Kuitansi dari Sakinah Swalayan (11/06/2006).

  10. Petunjuk penggunaan Permata Mobile (dua bulan lalu).

  11. Kuitansi penjilidan proposal (28/06/2006).


Hari ini saya membuang semua sampah-sampah itu kecuali kuitansi penjilidan proposal, karena masih bisa ditukar dengan uang. Dan sekarang tinggal kartu-kartu penting saja yang tertinggal disana seperti

  1. Kartu ATM.

  2. KTP.

  3. STNK.

  4. SIM.

  5. Uang sebesar Rp. 14.000,-.


Ah, kantung saku saya bener-bener ringan sekarang. Namun saya berharap, dompet anda lebih berat dari dompat saya, namun isinya mudah-mudahan bukan sampah :)

9 komentar:

  1. :), hehehe...
    sama nih kebiasaan jelek, suka nyimpen kertas2 ndak penting (kebanyakan struk ATM) di dompet.

    BalasHapus
  2. kalo uang sejumlah 14.000 kok saldonya ditulis mas, nah kalo ATM kok ndak ditulis juga saldo sisanya he he ^_^

    BalasHapus
  3. Iya nih kadang, aku sy juga sering gak nyadar. Sampek tebel banget, tapi isinya ya sampah itu.

    Kalo dah dibersihin, jadi rapi dan enteng. Biar tambah klop, kayaknya mesti beli dompet baru nih :)

    BalasHapus
  4. Dompete jadi sampah gak :))

    BalasHapus
  5. semua orangkayak gitu deh, suka nyimpan kertas2 nggak penting2 amat.

    **saya di dharmala lt 9 Om, jenengan lt brapa?

    BalasHapus
  6. Sama donk kita pak :) Saya juga sering tuh buang sampah dari dompet, sesuai salah prinsip 5S : buanglah barang yang tidak perlu. Sayangnya...prinsip ini gak setiap hari bisa dijalankan. Paling sempet sebulan sekali :D

    BalasHapus
  7. Ah, ternyata semua orang punya kebiasaan sama, saya kitra kalau saya ajah.

    #5. Saya di Lantai 5. Tapi sekarang amsih di kantor satunya. Entar kalau dah kembali ke Dharmala bisa kopder he.. he..

    BalasHapus
  8. Saya jadi senyum sendiri waktu mengutak-atik dompet, begitu ingat postingan Mas Achedy ini (yang sudah dibaca sebelumnya). Sebetulnya, mula-mula semua yang masuk ke dompet itu tidak terkategori 'sampah', tetapi karena waktu berjalan, nilai kertas-kertas itu merosot ke tingkat sampah. Lalu, lupa dibuang; menumpuklah mereka... Walah... Prgram defrag dompet mungkin perlu juga ya, agar tidak ketebalan, padahal bukan uang.. Ha ha ha... salam,Anwar.

    BalasHapus
  9. cak kok kwitansi semua sampahnya....sekali kali yang sampeyan anggap sampah itu uang Rp. 100 rebuan atau 50 rebuan. Dengan serta merta saya sanggup jd tempat sampahnya deh bila mau buang sampah yang model begitu ;)

    BalasHapus

Artikel mungkin sudah tidak up to date, karena perkembangan jaman. Lihat tanggal posting sebelum berkomentar. Komentar pada artikel yg usianya diatas satu tahun tidak kami tanggapi lagi. Terimakasih :)