Setelah hampir 6 bulan tidak pulang kampung, maka minggu kemarin, saya sekeluarga mengunjungi ayah dan ibu di sebuah desa di kecamatan Durenan, Trenggalek. Sekalian memenuhi harapan kakek dan neneknya Fitra yang ingin sekali ketemu sama cucunya. Istri dan anak saya berada di sana seminggu sebelumnya, sedangkan saya karena harus bekerja maka baru Jumat malam berangkat pulang.
Lain di Surabaya lain pula di Trenggalek, nampaknya anak saya sangat suka berada di sana, karena tidak seperti di Surabaya yang ruangannya serba sempit dan tidak ada halaman, di rumah kakeknya walaupun tidak bagus namun mempunyai teras dan halaman yang cukup untuk bermain. Jika sore telah tiba, dan kakeknya menyiram bunga di depan rumah, dia ikut-ikutan menyiram bunga juga sambil ketawa-ketawa minta disiram sama air dari slang.
Trenggalek Kota Banjir ?
Memang beberapa minggu lalu, kita dikejutkan dengan adanya musibah berskala nasional dengan adanya banjir di Trenggalek, namun setahu saya banjir di Trenggalek tidaklah bisa disebut sangat sering. Sebenarnya yang paling berbahaya adalah tanah longsor yang biasanya sering menyertai banjir, mengingat Trenggalek dikelilingi banyak perbukitan. Banjir kemarin adalah banjir terbesar yang pernah ditemui selama ini.
Menjaga dan memelihara hutan adalah hal penting untuk mengatasi banjir, namun persoalan ini sangat kerkaitan dengan kondisi ekonomi masyarakat, sehingga memelihara hutan dengan tanpa melakukan peningkatan ekonomi masyarakat sekitar hutan, saya rasa kurang efektif.
Kalau pergi kesana belilah nasi Lada (bacanya Lodo)
Setiap saya ke Trenggalek biasanya meyempatkan diri membeli nasi lada. Nasi lada banyak ditemui di daerah Trenggalek dan Tulungagung. Sepotong ayam dipotong dan di panggang, setelah itu dibumbu santan. Ayam itu lantas disandingkan dengan nasi gurih atau nasi pulen yang masih hangat, wah .....
Wisata
Setahu saya tempat wisata yang sering dikunjungi berada di kecamatan Watulimo. Saya pernah tinggal di kecamatan ini sampai kelas 6 SD. Disana ada Pantai Prigi dan Karanggongso (pasir putih). Pantai disana mempunyai ombak yang cukup besar. Yang yang paling menyenangkan adalah pantainya yang berpasir dan landai. Disana kita bisa menikmati laut sambil makan ikan laut atau cumi yang banyak disediakan di warung / rumah makan disekitarnya.
Yang lain adalah sebuah goa yang masih berada di kecamatan yang sama, goa Lawa. Di mulut goa, terasa angker, namun jika sudah masuk ke dalam, kesan itu hilang, karena yang nampak adalah batu yang berbentuk cungkup indah karena tererosi tetesan air.
Oleh-oleh
Makanan khas yang paling saya suka adalah keripik tempe. Tapi kalau membeli keripik tempe belilah yang di pusat kota. Keripik tempe di kecamatan Durenan tidak seenak keripik yang di jual di kota.
Oke deh segitu dulu sekelumit cerita dari Trenggalek, kalau pengin tahu lebih banyak pergi aja sendiri he.. he...
Rabu, 24 Mei 2006
Oleh-Oleh dari Trenggalek
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
wah trenggalek y cak...
BalasHapussy blm pernah kesana, kok ngga dilengkapi dengan ilustrasinya cak... :D jd ngebayang-bayangin aja deh...
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
Hapus#1 Memang sayang, belum punya kamera. Doakan bisa beli kamera ya ?
BalasHapusNgomong2 kamera yang murah harganya berapa yah :)
wah, kalau buat ngeblog atau belajar pake kamera beli yang murah-murah saja pakde. 1.5 juta juga udah dapet yang cukup bagus warnanya, canon A410/420 itu pilihan yang bagus ;)
BalasHapuswah2 emang Tgalek kota yg penuh dgn tmpat wisatanya, selain di Watulimo jg trdapat di Panggul, di sana anda bisa mlihat ombak yg menggunung+pantai lepas, anda pastiy akan senang dech .......
BalasHapusmasih ada yang kurang deh.keunikan trenggalek yaitu pusatnya berada di kecamatan durenan udah menjadi adat ato tradisi org durenan n desa sekitarnya,klo hari raya ketupat mesti rame baget,banyak org yang datang dr jauh datang tuk mengetahui meriahnya hari raya ketupat,meski pun mereka gak punya saudara ditempat itu tp hr ry ketupat terbuka tuk semua tetamu,jika ada org yang singgah ato bertamu dirumah mesti wlupun org g dikenal,org durenan dgn ramah menyambutnya,tiap2 mampir rmh org tu syaratnya harus makan ketupat.jd klo jalan ke 10 rmh mk makan 10 x.mesti sedikit hars makan,gak sah gt klo g makn ketupat.ihhhhhhhh pokoknya best la... klo gak percaya sila datang ke durenan pd hari raya ketupat.yaitu hari ke dr hr idul fitri.contohnya klo idul fitri hari selasa maka selasa depan tu hari raya ketupat.gituuuuuuuuu...
BalasHapusSebagai putra Treanggalek, blog Cak Edy ini seharusnya menjadi media promosi. Tulisannya yang lengkap. Cerita tentang Nasi Lodo khas Ttreanggalek, juga menarik. Kripik Tempe yang tidak sama dengan Kripik Tempe Malang, Batik Khas Treanggalek, juga Nasi Tiwul yang masih banyak ditemui di warungt-warung, Nasi Pindang Sapi. Alen-alen, Mancho, (atau peli gudigen... maaf, itu nama sebenarnya). Cak Edy, kalo pulang tulang sempatkan dan tulis, saya yakin menarik....
BalasHapus# Suplo
BalasHapusSebenarnya saya lagi mencari Warung Nasi Tiwul sama batik Trenggalek ?
Tahu tempatnya kang ?
Cak Edy, kebetulan saya bukan Wong Nggalek. Tapi kemarin sempat mampir ke warung Cino di kawasan Gandusari dan Warung Pak Senin di Belakang Koramil Durenan. Batik Pak Suko di Jl Achmad Dahlan. Nama usahanya Barik Tulis Rahayu. Sebetulnya di pinggir sungai tengah kota, aku lupa nama Kampungnya, dulu banyak pra pembatik. Saat embok-2 masih mengenakan jarik, tetapi sekarang sudah nggak ada lagi.
BalasHapusJal Yos Sudarso, pusat jajanan khas Trenggalek Kripik Tempe. Itu pelopornya Pak Gombloh. Bahkan Mbak Siti yang sekrang terkenal itu, baru 2 tahun menekui usaha ini sudah bisa belum mobil baru dan bangun rumah tingkat. Belum yang bikin Alen-alen di Jl Dipenegoro dan serta "Peli Gudigen" yang mempunyai nama keren "MANCHO" itu juga di Gandusari.
Itu kalo sampen profil satu persatu, atau sampen bantu bikin web, saya yakin akan dahsyat dampak kemajuannya. Terutama batik yang mempunyai corak dan motif khas. Padahal sekarang lagi boming, tetapi Pak Sukono tidak merasakan boming itu, selain bangga melayani pesanan dari para guru...
Selamat menelusuri, saya tunggu Kiprah Wong Nggalek...
#SUPLO
BalasHapusMemang sebenarnya panjenengan asli mana kang, kok sering keluyuran di Trenggalek :D
Saya sebenarnya kepengin mengangkat Trenggalek di ranah web, namun belum sempat ketemu dengan teman2 yang lain. Nanti akan saya diskusikan komunitasnya wong-wong nggalek :D
TAMBAHAN....
BalasHapusWarung Cino dan Warung Mbah Senin itu jualan nasi tiwul. Uniknya, penikmat nasi Tiwul ternyata anak-anak muda. Mereka akan marah,. jika tiwul dikaitkan dengan kemiskinan. Mengingat sejumlah restoran di Trenggalen juga menyiadkan menu Nasi Tiwul. Saya rekomendasik kw Warung Cino ( itu hanya julukan orang setempat saja. Padahal penjualnya orang Jawa yang kebetulan kulitnya kuning).
Selain krpik tempe, itu ada kawasan pusat perajin Tempe. Tapi aku lupa nama desa, tapi parea penjual kripik tempe tahu. Satu desa perajian tempe, terutama pesanan dari para perajin kripik tempe.
Aku kebetulan wong Using, penah sekolah di Kediri. Punya temen banyak asal Nggalek, termasuk Bonari Nabonenar (pengarang sastra Jawa dan Ketua Paguyuba Pengawan Jawa Jawa Timur) dia ada di Graha Pena. Anggota DPRD Kota Kediri. Nurudin Hasan, juga Wong Nggalek, dulu ada wartawan Surya Pujihandi, juga orang Trenggalek...
BalasHapus# SUPLO
BalasHapusKelihatannya panjenengan wartawan ya mas . Secara pribadi sesungguhnya saya ingin agar potensi trenggalek bisa keluar mas. Mengharapkan pemda bergerak sesuai idealisme kita kan gak mungkin mas.
Justru sebenarnya kalau kita ngomong konten terkadang kontributor lepas bisa menghasilkan tulisan yang lebih enak dinikmati.
Aku penyuka makanan Jatim yang aneh-aneh. Sampean bisa tanya Mbah Yusuf, orangnya unik lho....
BalasHapusBikin website nggalek yang "tidak resmi" (baca: dibikin oleh wong nggalek bukan karena sekadar memenuhi kewajiban dinas/instansi tertentu? Menarik sekali itu. Mari kita buktikan bahwa kita tidak kacang lupa kulitnya!
BalasHapusWong nggalek yang hanya sesekali mampir di Grahapena (untuk ngopi di Pujasera-nya saja, bukan bekerja di sana).
Mas Bon, Trenggalek itu memang kaya. Kota dengan seribu bukit itu, kalau dikelola dengan baik, aku yakin investor akan datang ke sana. Kreativitas orangnya, bisa dilihat di Gadusari. Mereka ada yang hidup dari kerajian bambu dan rotan. Batiknya juga masih orisinil. Makanannya juga oke. Akses jalan juga nggak masalah. Bahkan jalan menuju prigi sekarang sudah bagus. Pantai Karanggongso juga menarik. Ada lokasi mancing yang bagus di pulau-pulau kecil di sekitarnya. Ayo Mas Bon Trenggalek dihidup. Yok opo kapare Purwo???
BalasHapusGimana Pak Bonari atau Pak Suplo kalau proyek ini kita realisasikan. Kalau ribet tidak harus yang berbayar dulu.
BalasHapusSehingga Trenggalek mempunyai tempat cangkruk di internet buat tulis-tulis. Terus kita kumpulkan orang-orang senior kayak mas Mul, Pak Bonari, Pak Suplo, biar menjadi kontributor. Terus nanti juga kita hubungi orang-orang di milis Trengalek, atau para blogger trenggalek.
Kalau saya mau nyumbang tenaga saja. Saya web programmer ya mungkin sedikit2 bisa membuat web.
Bayangan saya nanti isinya ya tentang kuliner, wisata, potensi, pertanian, kerajinan, dsb
Jadi gak usah ngenteni pemda, kesuwen, terus kita nggak bisa berharap banyak.
kalau bicara soal makanan khas Trenggalek,yang jelas Kripik tempe,sama alen2 yang enak sekali,setiap plng ke Trenggalek nggak ketinggalan saya membeli kripik tempe dan alen2 ditambah manco,kue rasa jahe enak sekali.teman2 di kantor setiap nyobain pasti bertanya kripik tempe asli mana.Komentarnya udah enak, tipis, bumbunya terasa
BalasHapusbahkan ditambah rasa daun jeruk.juga alen2 bisa renyah pokoknya teman saya yang pernah nyobain memujinya.Kita bangga ternyata makanan khas dari Daerah saya terkenal enak2.
nderek ngendika ngih mas. Saya asli orang trenggalek, tapi sekarang berada di Borneo tepatnya di Pontianak. KUrang lebih baru 19 th saya di Borneo. Saya kepingin ( kangen ) sama lagu kutho trenggalek. Kalau ada yang punya rekamannya tolong kirimkan ke Email saya ya. Makasih atas bantuan dan rasa persaudaraannya. Kirim ke [email protected]
BalasHapusSatu lagi kang, makan sego tiwul sama ikan semar yang dimasak santan trus pedas gitu, rasanya sudah kebayang di mata, sayang di Pontianak ndak ada. mungkin dulur yang ada minat buka kuliner asli Trenggalek di Pontianak boleh di coba, kayaknya prospeknya bagus lah. Di Pontianak sini banyak orang trenggalek dan tulung angung sampai sampai ada paguyuban dan arisannya khusus untuk orang trenggalek dan tulung agung. Siap yang berani coba buka peluang ini.
BalasHapusehm, ascum dl..
BalasHapusq tuzcha asli wong galek.....
btw menurut q profilnya galek kurang akurat, kebetulan q ada tugas dari kampus yg meliput trenggalek. tp sayang banget mach kurang akurat....................
#20. Maksudnya profil yang mana ? Dan mananya yang nggak akurat ?
BalasHapuskang achedy ijin bookmark supoyo iso komunikasi terus,nggo tombo kangen mas.
BalasHapussuwun saking bocah tugu.
#22. Monggo mas. Matur Suwun.
BalasHapusmatur nuwun sanget mas,jan iso nggo tombo kangen tenan ki mas.
BalasHapus#24. Nggih mas, sakjane kula nggih kepingin ngumpulaken kanca2 trenggalek ingkang kagungan blog, namung dereng wonten wekdal. Mbenjang menawi sampun lnggar bade kula daftar.
BalasHapusPanjenengan wonten manca pundi to ?
kemarin qke gua LOWO, untuk penelitian btproposal biologiq...
BalasHapuswalaupun q t orang trenggalek, tp qlum pernh ksna lo,,,heeee
malu2in, yg'?
setelah qliat gua lowo, qjd bangga banget tinggal di daerah trenggalek
btw, q mint bantuanx dunks....
q kekurangan literatur tentang gua lowo+kelelawar. jd klo bpk berkenan.mhon bantuanx.
tlong krim ke amailq
bagi pak EDI mohon y.....
BalasHapusdkirim infonya ke amail q.
matursembah nuwun.....pangestuuu
#26,27. Info apaan, meskipun kecil saya tinggal di watulimo, saya ke guwo lowo juga sewaktu masih kecil dulu. Mungkin kalau info ya wawancara ke orangs ekitar, atau minta ke dinas pariwisata trenggalek, saya kira lebih tepat.
BalasHapusBanyak kok yang bisa anda dapatkan dari Trenggalek....
BalasHapusPak edy jangan lupa mampir ke blog saya juga..
Sekalian kita silaturrahim sesama orang trenggalek
wah .......
BalasHapusnggalek..... aku paling suka ikan asap dan lodho pitik kampung nya
jadi ingat waktu kecil dulu....
Trenggalek sebenarnya memang pantas untuk tujuan wisata...mulai pantai, alam, agrowisata..sampai kuliner sudah ada disini jangan lupa kunjungi www.laskarmenaksopal.blogspot.com
BalasHapus