Pengajian Senin malam kemarin tetap dilaksanakan, karena Senin sebelumnya kami lupa bahwa hari itu adalah malam takbiran. Meskipun pengajian tidak lama seperti hari-hari sebelumnya, namun ada sebuah nasehat yang cukup menyentuh perasaan saya, kurban dengan sebungkus rokok.
Pertanyaannya dimulai dari berapa banyak rokok yang dihabiskan oleh seorang perokok tiap hari ?. Jika sebungkus rokok dipatok dengan harga Rp. 5.000,-, maka dalam sebulan akan menghabiskan biaya Rp. 150.000,-, dan setahun menghabiskan biaya Rp. 1.800.000,-. Jika seekor kambing dihargai Rp. 600.000,-, maka dalam setahun uang yang dibelikan rokok setara dengan berkurban tiga ekor kambing. Cukup fantastis.
Sebungkus rokok yang limaribuan biasanya berisi 12 batang. Jika dalam sehari seorang perokok mengurangi konsumsi rokoknya hanya hanya dengan 8 batang saja, maka dia bisa menghemat 4 batang perhari yang dalam satu tahun "kursnya" sama dengan seekor kambing.
Hitungan diatas hanyalah hitungan "gatuk matuk" yang sangat kasar. Tetapi jika kita renungkan ada pelajaran berharga yang bisa kita ambil hikmahnya. Jika seorang perokok dengan ringan telah mengeluarkan anggaran 1.800.000 per tahun mengapa begitu berat untuk berkorban seekor kambing yang nilai nominalnya setara hanya dengan 4 batang rokok perhari dalam setahun. Jika kita membuat hitungan seperti ini, sebenarnya berkorban seekor kambing tidaklah memberatkan. Yang memberatkan adalah karena kita membuat nilai nominal yang tiba-tiba besar, Rp. 600.000,-, dan karena kita membuat perumpamaan orang yang membeli emas, bukan seorang perokok.
Saya sendiri bukanlah seorang perokok, dan cara yang lebih aman jika ingin berkorban adalah dengan menyisihkan rizqi tiap gajian. Jika kita mengambil nilai Rp. 2.000 per hari maka kita harus menyisihkan 60.000 per bulan. Di akhir tahun akan terkumpul dana sebesar Rp. 720.000,-, cukup untuk seekor kambing. Yang sering menjadi masalah, biasanya kita tidak bisa menyimpan uang dengan baik. Meskipun di bank, biasanya kita akan meminjamnya / mengambilnya jika kita kehabisan uang. Solusi terbaiknya kita mengikuti program seperti tabungan pendidikan atau tabungan haji. Tapi adakah tabungan kurban, apalagi yang nominalnya mungkin tidak terlalu besar, yang hanya bisa kita ambil menjelang Hari Raya Qurban ? Jika ada tentu akan sangat membantu orang seperti saya.
Hari raya ini saya masih belum berkurban, mudah-mudahan tahun depan. Semoga.
Metode 'amplop' mungkin bisa diterapkan pak. Siapkan amplop khusus utk uang beli kurban. Tapi memang kudu disiplin pd diri sendiri utk mengisinya sesuai waktu yg telah ditetapkan..jugaa...disiplin utk tidak mengambil isi amplop tsb utk keperluan lain :)
BalasHapussay asetuju dgn hanum....tapi bedanya bila amplopnya sudah penuh, kantas di lem dan poskan ke alamat saya saja, pasti akan ada org yang sangat bahagia menerimanya ;))
BalasHapussaya juga mau koq kalu di kirimi :D
BalasHapusSemoga Allah mengabulkan keinginan Pak Edy untuk berkurban. Amiin
BalasHapusnngggg... wah masih ''narik'' neh... kapan yah bisa ikutan nabung beli hewan qurban... :( - sedih menerawang jauh -
BalasHapus