Selasa, 31 Januari 2006

Buku : Laskar Pelangi

Sebenarnya saya telah menuliskan catatan ini minggu lalu. Namun tidak tahu mengapa, file yang telah saya tulis hanya tinggal pengantarnya saja. Akhirnya saya baru bisa menuliskan catatan ini sekarang, ditangah rengekan anak saya yang selalu minta dipangku di depan komputer. Dan kalau sudah begitu ikut-ikutan mengetik juga.

Buku ini merupakan hadiah dari Cak Dhika karena saya telah memberikan komentar pertama pada sebuah posting di blognya. Laskar Pelangi, karya Andrea Hirata. Sebuah buku dengan ilustrasi sampul yang cukup cantik dengan tebal buku setengah rim (529 halaman).

Buku ini menceritakan tentang perjalanan hidup Andrea, seorang anak dari keluarga miskin dalam menempuh liku-liku hidup untuk merasakan bangku sekolah di sebuah tempat di pulau Belitong. Sebenarnya Belitong tidaklah miskin. Disana terdapat tambang timah yang besar. Namun seperti biasanya, tambang seperti itu hanyalah bisa dinikmati oleh sebagian orang (para karyawan dan Bos PN Timah) yang tinggal di Gedong (yang diceritakan sebagai lokasi khusus yang dikelilingi tembok besar). Diluar itu ada komunitas miskin yang mendiami pulau itu. Tidak ada pilihan lain bagi kaum miskin itu, kecuali bersekolah di Sekolah Muhammadiyah, sekolah yang digambarkan sebagai sekolah apa adanya yang tanpa fasilitas. Beruntung disana ada dua orang guru yang layak dikagumi dan dijadikan teladan. Mereka adalah Pak Harfan dan Bu Mus. Kisah-kisah di buku ini banyak di dominasi pesan-pesan moral dari beliau berdua.

Mulai membaca, anda akan disuguhi suasana yang cukup mengharukan. Suasana kemiskinan, dan juga suasana ketika pertama masuk sekolah. Suasananya sangat mencemaskan. Semua guru dan orang tua hampir putus asa karena jika jumlah murid tidak mencapai sepuluh orang maka sekolah akan dibubarkan. Beruntung di detik-detik terakhir, seorang anak yang agak terbelakang "dititipkan " ibunya di sekolah itu, karena di rumah cukup merepotkan. Sepuluh orang itulah yang selalu bersama menempuh pendidikan dari SD sampai SMP di sekolah Muhammadiyah yang sederhana itu.

Anda patut menyimak kisah-kisah yang dibawakan Andrea dengan cukup detail itu, karena disana anda akan belajar tentang banyak hal : kerjakeras, pengorbanan, pesan moral sampai pada fenomena sosial.

Saya memang belum sempat membaca keseluruhan buku, namun dari bagian pertama saya bisa menilai bahwa buku ini memang patut disimak. Dan saya ucapkan terimakasih kepada cak Dhika yang telah mengasih buku bagus ini. Lain kali dikasih lagi ya, he.. he...

-------

Catatan ini adalah catatan biasa dan bukan resensi, soalnya baru sebagian yg saya baca.