Rabu, 13 April 2005

Jangan Meremehkan Bahasa Indonesia

Sejak SD, Bahasa Indonesia adalah pelajaran yang sering dianggap remeh. Mungkin karena kebanyakan dari kita selalu memperoleh nilai raport baik untuk pelajaran ini, bahkan yang terbaik. Memang apa yang diajarkan termasuk mudah. Misalnya mencari induk kalimat anak kalimat. Membolak balik subyek, predikat, dan obyek. Atau mencari arti dari ke-an pada kata keadilan dan me – kan pada kata menggunakan.


Tetapi yang sering menjadi masalah ketika kita diminta untuk menulis atau mengarang, seakan kita menghadapi persoalan yang teramat sulit. Tangan kita tidak bisa bergerak, dan fikiran kita lantas bingung, apa yang akan kita tulis. Apa yang telah kita pelajari tentang teori kerangka karangan, sudut pandang pengarang dan sebagainya menjadi tidak bisa membantu sama sekali.


Mengapa ?
Pertama, kita mengembangkan pendidikan bahasa dalam konteks teori, dan kurang praktek. Kita dibiasakan untuk belajar banyak teori bahasa daripada langsung menggunakan bahasa seperti menulis dan berbicara.


Kedua, Bahasa Indonesia sering dijadikan prioritas kesekian kalinya dibanding dengan pelajaran-pelajaran eksak seperti Fisika dan Matematika.


Saat saya SMA, dan membaca buku Komposisi nya Goorys Keraf, betapa saya menyadari, bahwa meskipun nilai bahasa saya bagus namun sebenarnya ketrampilan berbahasa saya sungguh lemah.


Jangan-jangan sebenarnya kemampuan untuk bertutur dan menulis, ada kaitannya dengan sistematika berfikir. Soalnya, menulis dan bertutur membutuhkan sistematika berfikir yang tidak mudah. Karena kita harus membuat blok-blok pembahasan dan merangkaikannya sehingga menjadi sebuah tulisan yang bisa difahami.

Sejak diketemukannya blog, orang beramai - ramai mengasah ketrampilan berbahasa dengan membuat berbagai tulisan tentang hobi dan kecenderungannya. Dan saya banyak mendapatkan tulisan-tulisan berkualitas yang penuh dengan ide dan makna dari blog-blog itu. Atau, jangan - jangan tanpa disadari blog telah menjadi sekolah bahasa yang sesungguhnya.


Salam,


achedy

1 komentar:

  1. Saya sangat setuju kalo blog adalah sekolah bahasa yang sesungguhnya, karena dengan blog saya bisa mengasah otak saya untuk berenglish ria, tidak bisa saya bayangkan jika hidup ini tanpa blog, pastinya saya hanya bisa mengerti sedikit bahasa nternational, dengan blog juga kemampuan bahasa saya meningkat.

    Kalau masalah tulis menulis saya kira itu tergantung dari motif orang yang menjalani kehidupan saja, apakah dia mau menularkan ilmunya lewat tulisan atau tidak, tapi yang jelas, tulisan itu tergantung dari yang dibaca perseorangan itu sendiri.

    Lagian survey juga membuktikan bahwa minat baca orang indonesia hanya 0,01 % dari total penduduk, sedangkan jepang hampir 17 %.

    Mungkin kita akan beralasan bahwa jepang punya kebiasaan yang positif, bla..bla..bla.. tapi kemajuan itu sebenarnya terletak pada diri sendiri sedangkan lingkungan lebih sering dijadikan alasan kemalasan :(

    BalasHapus

Artikel mungkin sudah tidak up to date, karena perkembangan jaman. Lihat tanggal posting sebelum berkomentar. Komentar pada artikel yg usianya diatas satu tahun tidak kami tanggapi lagi. Terimakasih :)