Saya sudah dengar sejak lama, dan mungkin banyak rekan blogger yang sudah mengupas aplikasi hosting gratis besutan Google ini. Saya mulai tertarik ketika Tuitwit, aplikasi Twitter client buatan Indonesia ini di hosting di sana.
Apa alasan Tuitwit dihosting disana ? Sebelumnya aplikasi ini di hosting sendiri dan dibangun dengan PHP, namun karena penggunanya semakin besar, akhirnya dia harus berfikir keras agar aplikasi start up yang belum mendatangkan uang untuk sewa server ini tetap bisa beroperasi.
Akhirnya digunakan Google App Engine yang termasuk murah hati terhadap quota. Menyediakan ruang penyimpan data 1 GB dan 1.300.000 hit. Sudah lebih dari cukup untuk aplikasi start up.
Loh terus apanya yang membuat meringis ? Pertama aplikasi harus menggunakan JAVA atau Python. Tuitwit sendiri terpaksa harus diubah ke dalam bahasa Python. Kedua, basis datanya menggunakan basis data buatan google yang cara mengaksesnya menggunakan GQL (Google Query Language), meskipun mirip SQL.
Google menyediakan SDK yang bisa digunakan untuk development secara offline, dengan catatan anda harus menginstall Python sebelumnya.
Saya yang cuma bisa PHP dan mempunyai kecenderungan ke Ruby harus berubah haluan ke python (jango) kalau ingin memanfaatkan fasilitas ini.
Cocok untuk programmer miskin yang pintar. Sayangnya saya programmer miskin tapi tidak pintar. Hueeeek.