Senin, 26 September 2016

Mencari Inspirasi dari Al Quran


Melalui teknik setup habit, saya sudah terbiasa membaca Al Quran setiap pagi setelah subuh. Selanjutnya saya ingin menaikkan level dalam berinteraksi dengan Al Quran.

Ada dua pilihan ketika saya ingin menaikkan levelnya. Apakah saya akan meningkatkan kualitasnya atau kuantitasnya. Akhirnya saya memutuskan untuk meningkatkan kualitasnya. Caranya dengan membaca satu halaman ditambah arti dan tafsir ringkasnya. Kebetulan saya telah membeli Al Quran  yang disertai dengan tafsir ringkasnya.

Pertimbangan saya begini.

#1. Pada jaman Nabi, setiap orang yang membaca Al Quran pasti mengetahui maknanya. Jadi ketika membaca Al Quran, apapun dia, selalu mengetahui apa yang dibacanya.

#2. Saya ingat pesan Guru SMA saya, Bpk Agus Sukoco, yang waktu itu menajadi pembina SKI, "Al Quran itu bukanlah huruf tanpa arti, dan kata tanpa makna".

#3. Kegelisahan Kartini "Apakah Al-Qur’an terlalu suci untuk diterjemahkan dalam bahasa apapun juga ?" yang mendorong Kiai Sholeh Darat menyusun Tafsir Faudlur Rahma dalam Bahasa Jawa.

#4. Saya sering mendengar syair Tombo Ati yang pertama, membaca Quran dan maknanya.

Maka sayapun juga demikian, ingin meningkatkan level interaksi saya dengan Al Quran, dari level mencari pahala ke level mencari inspirasi.

Dengan kebiasaan baru ini saya mengetahui apa yang saya baca dan merasa mendapat inspirasi dari Al Quran, setiap hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Artikel mungkin sudah tidak up to date, karena perkembangan jaman. Lihat tanggal posting sebelum berkomentar. Komentar pada artikel yg usianya diatas satu tahun tidak kami tanggapi lagi. Terimakasih :)