Jumat, 24 Desember 2010

Chief Twitter Officer, Saya Kira kok Tidak Segitunya

twitter.jpgDulu, saat blog sedang boming, sering saya mendengar istilah Chief Blogging Officer. Istilah yang digunakan pada seseorang yang mengelola blog perusahaan atau pimpinan perusahaan secara professional. Ini logis, karena mengisi blog membutuhkan waktu, energi, dan kebiasaan yang tak semua orang mampu melakukannya. Atau, sebagian orang mungkin menganggap blog seperti artikel yang dimuat di koran dengan ketelitian bahasanya, yang disertai kutipan di sini sana. Jadi kebutuhan akan Chief Blogging Officer menjadi masuk akal.

Namun beberapa waktu lalu, saya ditawari untuk mengelola akun twitter milik seorang tokoh. User menggunakan namanya, namun saya yang membuat tweetnya. Hmmm...

Status di Twitter memang hanya terdiri dari 140 karakter, namun perkembangan terakhir menunjukkan status di twitter bisa dijadikan rujukan, bahkan sebagian menimbulkan kontroversi berkepanjangan. Saat ini memang banyak tokoh menggunakan twitter sebagai media komunikasi. Membuat status terlalu mudah, tak menguras waktu dan pikiran, bahkan kebanyakan bisa disambil lalu. Twitter itu fokus pada maksud, bukan penulisan. Oleh sebab itu, tak pernah terbayang dalam pikiran saya bawa akan ada orang yang mengelola akun twitter orang lain. Dari segi teknis amat sederhana untuk dikelola.

Namun saya tak bersedia. Menurutku, twitter itu kalau sudah dikerjakan orang lain maka jiwa statusnya sudah hilang, kalau soal mengajari, mari .....

2 komentar:

  1. setau saya yang masih megang akun twitternya sendiri sih pak Tifatul. Mungkin yang lain ada, tapi saya belum tau

    ngomong-ngomong, tadi saya cek di google, planet trenggalek dapat urutan 2. hebat! :)

    BalasHapus
  2. @abid : rata-rata para tokoh memegang akunnya sendiri2 Bid, bukan hanya pak Tif. Gus Mus, Gus Sholah, Gunawan Muhammad, Fahri Hamzah dll juga mengelola akunnya sendiri-sendiri.

    Untuk Planet Trenggalek, yen longgar buatkan themenya Guh :)

    BalasHapus

Artikel mungkin sudah tidak up to date, karena perkembangan jaman. Lihat tanggal posting sebelum berkomentar. Komentar pada artikel yg usianya diatas satu tahun tidak kami tanggapi lagi. Terimakasih :)